Type to search

Berita

Paus Pilot Terdampar di Pantai Madura

Share

 

Bangkalan, 19 Februari 2021, Puluhan ikan paus pilot sirip pendek (short finned pilot whale) atau Globicephala macrorhynchus terdampar di pantai sisi selatan Pulau Madura, tepatnya di Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.

Terdamparnya paus di pantai Mondu juga mendapat atensi khusus dari Ibu Gubernur Jawa Timur, Beliau langsung meninjau langsung ke lokasi pada Jum’at 19 Februari 2021, Turut mendampingi Gubernur Khofifah pada peninjauan tersebut, Bupati Bangkalan Abdul Latif, Kepala Diskanla Prov. Jatim, Kepala Dinsos Prov. Jatim,  unsur Forum Koordinasi di Tingkat Kecamatan Modung Kab. Bangkalan. Pada kesempatan tersebut tim BBKSDA Jawa Timur juga turut mendengarkan arahan Ibu Gubernur.

Berdasarkan hasil penghitungan tim penanganan paus yang terdampar, jumlah keseluruhan paus yang terdampar adalah 52 ekor. Dari 52 ekor tersebut 3 ekor dalam kondisi hidup dan 49 ekor dalam kondisi mati. Kejadian terdamparnya paus pilot berawal pada hari kamis 18 Februari 2021, diketahui beberapa ekor paus terlihat di perairan pantai mondu Bangkalan Madura, dan diinformasikan oleh masyarakat dan polairud bahwa paus tersebut sudah dihalau kembali ke laut lepas. Ketika air surut pada hari jumat 19 Februari 2021 pagi baru terlihat puluhan ekor sudah terdampar di pantai.

Berdasarkan informasi yang diterima, tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar KSDA Jawa Timur pada hari Jum’at pagi tanggal 19 Februari 2021 segera meluncur ke lokasi. Pada saat tim sampai dilokasi kondisi lokasi sangat ramai oleh masyarakat yang menonton. Langkah-langkah yang dilakukan oleh tim adalah:

  1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait diantaranya BPSPL, PSDKP, Dinas Kelautan, Dinas PU Prov. Jatim, Polairud, Kepolisian setempat, TNI, Kepala Desa, dan Camat.
  2. Koordinator tim penanganan terdamparnya paus disepakati dipimpin oleh Kepala Bidang KSDA Wil. II BBKSDA Jatim (RM. Wiwied Widodo, S.Hut., M.Sc).
  3. Tim penanganan terdamparnya paus di pantai mondu juga melibatkan FKH Unair, drh. I Made Jaya Ratha dan Dewa Ayu Putu Ari, S.S. dari Flying VET/ Cetasi.
  4. Tim Penanganan terdamparnya paus dibagi menjadi beberapa regu, terdiri dari regu pengamanan lokasi oleh TNI dan Polri, tim postmortem oleh 2 orang dokter hewan, 5 asisten dan 1 orang dari BBKSDA Jatim, regu Antemortem terdiri dari 1 orang dokter hewan, 1 asisten dan 2 orang dari BBKSDA Jatim dan regu penguburan yang dikoordinir oleh Kepala Desa setempat.

Pada pukul 13.00 WIB Tim penanganan segera melakukan aktivitasnya. Regu pengamanan segera melakukan clearance lokasi dari masyarakat, regu Postmortem melakukan pemeriksaan morfologis terkait ukuran untuk menentukan usia, jenis kelamin dan tanda-tanda ada tidaknya luka yang menyebabkan kematian. Regu antemortem melakukan pemeriksaan terhadap paus yang masih hidup.

Sampai dengan siaran pers ini dirilis, hasil analisa dan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  1. Jenis paus yang terdampar berjumlah 52 ekor (49 mati, 3 ekor hidup) merupakan jenis paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) atau short finned pilot whale.
  2. Ikan paus pilot merupakan jenis mamalia laut yang dilindungi undang-undang dan termasuk dalam daftar satwa dilindungi berdasarkan Permen LHK No. P.106/MENLHK/SETJENKUM.1/12/2018 Tahun 2018, Secara global, mereka terdaftar dalam Appendix II dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES).
  3. Paus-pilot sirip-pendek dapat ditemukan di perairan beriklim hangat dan perairan tropis di berbagai penjuru dunia. Umumnya, mereka hidup jauh dari pantai.
  4. Identifikasi sex dan kelas usia masih menunggu analisa tim medis.
  5. Kegiatan nekropsi belum dapat dilakukan karena masih mempertimbangkan agar paus yang hidup yang telah lepas ke laut lepas tidak kembali lagi karena adanya pancaran sonar dari paus yang dilakukan nekropsi.
  6. Pengambilan sonar pada kepala paus untuk mengetahui kondisi sonar apakah dalam keadaan normal, atau terdapat penyakit yang menyebabkan gangguan terhadap sonar.
  7. Sonar adalah Sistem komunikasi dengan suara yang dibuat oleh paus yang berguna sebagai petunjuk arah saat mencari makan/ makan.
  8. Nama paus pilot sendiri berasal dari kepercayaan bahwa pemimpin kelompok (pod leader), berperan sebagai “pilot” dari kelompok tersebut. Pengikutnya akan mengikuti kemana pemimpinnya pergi, meskipun keputusan tersebut dapat membahayakan paus pengikut.
  9. Pengambilan sampel kulit dilakukan untuk meneliti genetik dan mengetahui jenis koloni yang terdampar. setiap koloni ikan paus rata-rata terdiri diatas 10 ekor.
  10. Perkembangan pemantauan tim sampai dengan pukul 16. 30 WIB, 2 ekor paus yang tadinya hidup kondisinya sekarang mati, sehingga jumlah total yang mati adalah 51 ekor.
  11. Kepastian 2 ekor mati dari 3 yang hidup pada saat regu antemortem melakukan penggiringan ke laut lepas, 2 dari 3 yang digiring diketahui mati.
  12. 1 ekor yang masih hidup diupayakan masih untuk dilakukan penyelamatan agar bertahan hidup dan dapat kembali ke laut lepas.
  13. Regu Postmortem sampai dengan saat ini masih melakukan pengamatan terhadap paus yang masih hidup.
  14. Regu penguburan telah mempersiapkan alat berat yang berasal dari Dinas PU Prov Jawa Timur. Lokasi penguburan akan ditentukan oleh Kepala Desa setempat dengan pertimbangan dari tim teknis. Kegiatan evakuasi dan penguburan melibatkan masyarakat nelayan setempat.

Penyebab terdamparnya 52 ekor ikan paus di pantai mondu bangkalan madura ini, berdasarkan analisa tim dokter hewan dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

  1. Kerusakan sonar pada pemimpin kelompok koloni, hal ini akan diketahui dari hasil nekropsi paus yang diperkirakan sebagai pemimpin koloni.
  2. Pengaruh arus yang besar sehingga menyebabkan paus terbawa arus hingga ke pantai.
  3. Adanya jenis plankton yang bersifat racun dan memabukkan paus, ada kemungkinan paus mengejar mangsa dan memakan ikan yang memakan plankton beracun tersebut, sehingga paus mengalami keracunan dan terjebak saat air surut dan tidak dapat kembali ke laut lepas. Tim akan mengambil sampel air dimana plankton-plankton itu berada dan mencocokan kandungannya dengan hasil nekropsi pada ikan paus.
  4. Secara visual keberadaan plankton di perairan merubah warna air laut menjadi kemerahan.
  5. Mengingat waktu dan cuaca kemungkinan penguburan paus yang mati akan dilakukan pada hari Sabtu, 20 Februari 2021.
  6. Penguburan dengan menggali sedalam 2,5 sampai 3 meter, ditutup dengan jaring dan dipasak untuk selanjutnya dilakukan penimbunan.