Warga Pakis Jember, Serahkan Monyet Ekor Panjang ke BBKSDA Jatim

Share

Seorang warga Desa Pakis, Kecamatan Panti, Joko Prasetyo, dengan penuh kesadaran menyerahkan seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) peliharaannya kepada petugas Balai Besar KSDA Jawa Timur (17/10/2025). Langkah ini muncul bukan semata karena aturan, melainkan karena rasa takut yang berubah menjadi kepedulian.

Beberapa hari sebelumnya, masyarakat Jember dihebohkan oleh peristiwa konflik satwa di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, dimana adanya kejadian seekor monyet peliharaan lepas dan menyerang warga. Kabar itu menyebar cepat, memunculkan kesadaran baru tentang potensi bahaya dari memelihara satwa liar tanpa izin dan tanpa pemahaman terhadap perilakunya.

Merespons situasi tersebut, Kepala Desa Pakis segera menghubungi petugas Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Bidang KSDA Wilayah III Jember, melaporkan adanya warga yang bersedia menyerahkan satwa peliharaannya secara sukarela. Tim segera bergerak menuju kediaman Sdr. Joko Prasetyo, memastikan proses serah terima berlangsung aman dan penuh tanggung jawab.

Kini, monyet ekor panjang tersebut telah diamankan di kandang transit Bidang KSDA Wilayah III Jember untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan observasi perilaku. Nantinya, satwa ini akan melalui proses penilaian sebelum dapat ditentukan lokasi pelepasliaran yang sesuai, sesuai dengan prosedur konservasi yang berlaku.

Tindakan sukarela seperti ini adalah cermin perubahan cara pandang masyarakat terhadap satwa liar, dari sekadar objek hiburan menjadi makhluk hidup yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Monyet ekor panjang, yang kerap ditemukan di kawasan hutan dan tepi perkampungan, adalah spesies kunci ekosistem hutan tropis. Mereka membantu penyebaran biji dan menjaga dinamika ekologi di hutan-hutan Jawa Timur. Namun, ketika diambil dari alam dan dijadikan peliharaan, keseimbangan itu terganggu, baik bagi manusia maupun bagi satwanya sendiri.

Langkah kecil dari seorang warga Pakis ini menjadi pengingat bahwa kesadaran konservasi dapat tumbuh dari rasa takut, lalu berkembang menjadi kepedulian, dan akhirnya menjadi bagian dari upaya besar menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.

Setiap satwa liar yang kembali ke alam adalah bagian dari upaya kita mengembalikan keseimbangan. Alam tak menuntut banyak, hanya ingin dibiarkan tetap hidup sebagaimana mestinya. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur