Tujuh ekor satwa liar terdiri dari satu ekor trenggiling, dua ekor ular Weling, tiga ekor ular Kobra Jawa, dan satu ekor ular Taring Kucing berhasil diselamatkan oleh tim Damkar Pacitan dari pemukiman warga di tiga lokasi berbeda pada akhir Mei 2025. Satwa-satwa ini sempat membuat panik warga sebelum akhirnya dikembalikan ke habitat aslinya.
Kejadian bermula dari laporan masyarakat Kelurahan Pucangsewu, Desa Mentoro, dan Desa Ngadirejan, Kabupaten Pacitan, yang menemukan hewan-hewan liar masuk ke sekitar rumah mereka dalam beberapa hari berturut-turut. Petugas Damkar Pacitan yang menerima laporan segera melakukan evakuasi terhadap satwa tersebut dan berkoordinasi dengan pihak BBKSDA Jatim untuk penanganan lebih lanjut.
Tim Matawali RKW 06 kemudian melakukan identifikasi terhadap seluruh satwa. Trenggiling (Manis javanica) betina ditemukan dalam kondisi sehat, dengan respon perilaku alami berupa penggulungan tubuh saat merasa terancam. Ular-ular, termasuk kobra jawa (Naja sputatrix) dan weling (Bungarus candidus), memperlihatkan karakter defensif yang agresif, tanda bahwa mereka belum mengalami adaptasi terhadap lingkungan manusia.
“Semua satwa masih liar dan aktif. Ini menandakan mereka belum mengalami stres berat akibat interaksi dengan manusia,” ujar Ganes Pramundito, Pengendali Ekosistem Hutan Muda BBKSDA Jatim.
Berbeda dari dugaan awal bahwa satwa tersebut hasil peliharaan atau perdagangan ilegal, hasil investigasi menunjukkan bahwa mereka berasal dari wilayah hutan sekitar yang berdekatan dengan pemukiman. “Ini adalah sinyal ekologis. Hutan mulai kehilangan daya dukungnya, atau aktivitas manusia mulai merambah terlalu jauh,” lanjutnya.
Setelah berkoordinasi dengan Perhutani, tim memutuskan untuk melepasliarkan satwa ke kawasan Hutan Lindung, Perhutani RPH Pacitan, BKPH Pacitan pada Kamis pagi, 29 Mei 2025. Di titik yang telah ditentukan, seluruh satwa dilepaskan satu per satu, Trenggiling melangkah gelisah, sementara ular-ular melata cepat menghilang ke bawah semak dan tumpukan serasah.
Kisah ini bukan sekadar upaya penyelamatan satwa. Ini adalah fragmen dari relasi kompleks antara manusia dan alam, tentang ruang hidup yang makin sempit, tentang ketakutan yang bisa berubah menjadi pemahaman, dan tentang pentingnya konservasi yang tidak hanya reaktif, tapi juga preventif.
BBKSDA Jatim mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik jika menjumpai satwa liar di lingkungan tempat tinggal. Segera laporkan ke petugas berwenang. Menyelamatkan satwa juga berarti menyelamatkan ekosistem tempat kita semua bergantung. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun, Balai Besar KSDA Jawa Timur