Minat wisatawan untuk berkunjung ke Kawah Ijen tampaknya tetap tinggi. Meski masih berstatus waspada (level II), gunung berketinggian 2.443 mpdl tetap ramai dikunjungi, terutama di hari libur.
Para pengunjung yang didominasi wisatawan mancanegara tetap tak menggubris imbauan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG). Yakni, untuk tidak mendekati kawasan Kawah Ijen dalam radius 1,5 km dari bibir kawah.
Wisatawan biasanya memulai pendakiannya pada tengah malam hingga pagi menjelang fajar. Sebab, selain ingin menyaksikan api biru yang muncul di pusat penambangan belerang, mereka biasanya juga ingin menyaksikan matahari terbit.
Menurut Sapari, Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim, kebanyakan wisatawan yang berkunjung memang berasal dari mancanegara. “Pengunjung domestik juga banyak, terutama hari libur,” katanya.
Menurut dia, kunjungan akan meningkat drastis saat musim liburan tiba. Biasanya saat itu, dalam sehari jumlahnya bisa mencapai 200 wisatawan yang berkunjung. “Kalau akhir pekan, rata-rata 100 orang yang ke sini,” kata Sapari.
Para pengunjung tampak dengan santai mendaki ke gunung yang wilayahnya ada di perbatasan kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo tersebut. Padahal, di salah satu sudut pintu masuk kawasan terpampang jelas imbauan dari PVMBG agar tak mendekati kawasan puncak Gunung Ijen.
Bukan cuma wisatawan. Para penambang belerang yang jumlahnya mencapai ratusan orang itu juga beraktivitas seperti biasa, menambang belerang di kawasan puncak. Imbauan PVMB seolah dianggap sebagai angin lalu saja.
“Kalau saya tak menambang belerang, terus keluarga mau makan apa. Karena hanya pekerjaan ini yang kami bias,” kata Yusuf, salah seorang penambang belerang.
Sumber : Detik.com