Burung Perompak alias Cikalang Christsmas (Fregata andrewsi) dari famili Fregatidae merupakan burung perompak yang menyukai ikan sebagai makanannya. Burung ini adalah endemik pulau Natal wilayah Australia. Di Indonesia keberadaan burung ini sering dijumpai di wilayah pesisir samudera indonesia, juga sering dijumpai di wilayah pesisir Sumatera, tidak jarang dijumpai di laut jawa dan lebih umum terlihat di wilayah pesisir selatan Jawa.
Satwa ini memiliki ukuran yang cukup besar yaitu 95 cm, berwarna gelap dengan ekor yang menggarpu. Burung jantan memiliki warna tubuh hitam kehijauan dengan kantung paruh merah dan perut putih, sedangkan yang betina berwarna putih dibagian dada dan perut, memiliki kerah putih dan mata merah jambu. Kaki memiliki warna abu-abu keunguan dengan telapak kaki merah muda. Pada remaja berwarna lebih coklat gelap, paruh kemerahjambuan, kaki abu-abu keunguan dengan telapak kaki kemerahjambuan.
Jenis ini memiliki kebiasaan terbang tinggi diatas laut, mengikuti udara panas dan berputar-putar diatas ikan. Menangkap makanan dari permukaan laut tanpa mendarat atau memburu burung laut lainnya untuk merampas makanannya. Bertengger pada bagan ikan dan di atas pepohonan di pulau-pulau kecil.
Cikalang christmas merupakan jenis yang saat ini terancam punah menurut data dari IUCN Redlist Tahun 2017 yang mengkategorikan jenis Cikalang Christmas (Fregata andrewsi) ke dalam status Critically endangered (CR) dengan jumlah populasi yang terus mengalami penurunan. Selain itu satwa ini juga masuk dalam kategori Appendix 1 CITES dan juga dilindungi menurut PP. No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa.
Wilayah penyebaran di pulau Jawa, jenis ini sering dijumpai di pesisir laut Jakarta. Meskpun demikian Cikalang Christmas juga sempat dijumpai sedang melakukan aktivitas terbang memutar diatas kawasan mangrove di wilayah Kabupaten Probolinggo Kecamatan Paiton.
Mengingat pentingnya keberadaan jenis ini sebagai penyeimbang ekosistem perairan, perlu adanya perhatian khusus dalam upaya pencegahan agar jenis ini terhindar dari kepunahan yang dapat disebabkan dari berbagai faktor antara lain perburuan liar, fragmentasi habitat dan lain sebagainya. Peran serta dari masyarakat khususnya wilayah pesisir sangat diperlukan untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga habitat dan satwa ini. ( Dedi Setiawan, Bakti Rimbawan pada SKW. V Banyuwangi )