Adanya peningkatan perhatian masyarakat terhadap sektor pariwisata, menjadikan berbagai pihak untuk menata diri dalam berpartisipasi di bidang wisata. Tidak terkecuali lokasi pariwisata yang berada di lingkup Balai Besar KSDA Jawa Timur. Dalam upaya meningkatkan pelayanan pariwisata tidak hanya sektor sarana dan prasarana saja yang menjadi perhatian, namun peningkatan kualitas sumber daya pariwisata juga memiliki andil yang besar dalam majunya pariwisata.
Kawah Ijen sebagai tujuan favorit wisata alam rasanya sudah tidak diragukan lagi. Baik bagi pengunjung lokal mauun mancanegara. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah memiliki kerja sama dengan Balai Besar KSDA Jawa Timur turut memberikan dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah Pelatihan Pramuwisata Khusus yang diselenggarakan di desa Taman Sari, Kecamatan Licin – Banyuwangi pada tanggal 21-22 Maret 2016.
Mengingat kawasan wisata Ijen berada di dalam pengelolaan Balai Besar KSDA Jawa Timur maka dalam kesempatan pelatihan tersebut diminta untuk menyampaikan materi mengenai “Potensi dan Karakteristik Taman Wisata Alam Kawah Ijen”. Hal ini tidak terlepas bahwa sampai dengan saat ini pemahaman pemandu wisata lokal hanya memiliki pengetahuan mengenai pendakian ke kawah dan matahari terbit. Informasi tersebutlah yang hanya disampaikan kepada turis yang berkunjung.
Padahal kita perlu juga menyampaikan status kawasan, alasan penetapan kawasan dan potensi flora fauna yang ada di dalam kawasan. Selain itu, faktor geologi juga perlu mendapat perhatian dari pemandu lokal karena banyak pemandu memaksakan kunjungan pada saat gunung Ijen dalam kondisi beraktivitas. Ketengangan hubungan dipacu oleh berbagai isu seperti pemasangan alat yang terlalu canggih, alasan persaingan bisnis dan lain lagi.
Harapannya setelah penyampaian materi tersebut, pemahaman pada pemandu wisata lokal dapat memahami dan bersinergi dengan kondisi alam. Terdapat hal yang mengejutkan dalam pelatihan ini karena ternyata dari 56 peserta pelatihan hampir 85 % dapat berbahasa inggris cukup baik. Apabila dilihat dari tingkat pendidikannya para pemandu tersebut rata-rata hanya berpendidikan SD dan SMP. Semoga dengan pelatihan ini kondisi pariwisata di Ijen lebih maju dan tetap dalam konteks konservasi. (Adnan Aribowo, Polhut Pertama pada SKW V Banyuwangi)