Suara nyaring Manyar Jambul pecah di antara kepanikan dan deru mesin bus. Sebuah pengiriman satwa liar dari Bali menuju Probolinggo dihentikan paksa oleh petugas Karantina Satpel Ketapang, Banyuwangi, 18 Mei 2025. Ditemukan sebanyak lima keranjang buah yang dijejali burung-burung kecil, total sebanyak 168 ekor Manyar Jambul (Ploceus manyar), yang tak sedang bermigrasi karena naluri, melainkan karena ulah manusia.
Keranjang buah kembali menjadi media favorit untuk menyelundupkan kehidupan yang tak bersuara. Burung-burung ini dipaksa menumpang perjalanan antar pulau dalam wadah tak layak, minim ventilasi, dan tanpa belas kasih.
Penyitaan ini segera ditindaklanjuti oleh tim Matawali dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 13 Banyuwangi–Situbondo–Bondowoso, BBKSDA Jatim. Dari hasil identifikasi, seluruh burung diketahui merupakan jenis yang belum masuk daftar satwa dilindungi. Namun status hukum bukan satu-satunya ukuran penderitaan.
Enam ekor ditemukan mati dalam keranjang sempit, tubuh mungil mereka tak mampu menahan stres dan kekurangan oksigen. Sisanya, 162 ekor, masih hidup. Tapi tak seorang pun dapat menjamin semuanya akan bertahan hingga esok hari. Banyak dari mereka mungkin baru saja meninggalkan sarang, tapi kini kembali kehilangan arah, dipaksa menjalani hidup sebagai peliharaan eksotik di kandang manusia.
Sebagai langkah cepat, BKHIT Jatim Satpel Ketapang dan BBKSDA Jatim menetapkan tindakan penolakan masuk dan memutuskan untuk mengembalikan satwa-satwa tersebut ke Bali, guna dilepasliarkan kembali ke habitat asalnya. Upaya terakhir memulihkan kehormatan alam yang sempat dinodai.
Di tengah kemajuan teknologi transportasi, nasib burung-burung kecil ini menjadi cermin bahwa satu hal tetap tak berubah, kekejaman manusia yang terus menyamarkan eksploitasi alam atas nama ekonomi dan hiburan. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur