Adanya laporan titik panas di Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi Yang pada 9 oktober 2018, membuat petugas Resort Konservasi Wilayah (RKW) 23 Argopuro segera melakukan identifikasi titik-titik tersebut. Mayoritas titik panas berkumpul pada 3 blok yakni Cisentor, Gunung Pandu dan Gunung Semen.
Setelah melakukan persiapan peralatan dan logistik, tim yang terdiri atas Personil RKW 23 Argopuro, Bakti Rimbawan, Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan Masyarak Peduli Api (MPA) Baderan segera menuju lokasi titik panas. Butuh waktu 2 hari berjalan kaki dari pondok kerja di Baderan menuju lokasi.
Tim memutuskan untuk mendirikan camp di Savana Gunung Jambangan, dengan pertimbangan faktor kemanan jika kebakaran meluas dan mudah untuk memantau ke lokasi yang terbakar. Di titik tersebut tim dapat berdiskusi dan memutuskan mengenai rencana kegiatan pemadaman kebakaran yang akan dilakukan sembari memantau pergerakan api.
Lokasi kebakaran di Gunung Semen berada pada lereng dengan medan yang terjal dan sulit dijangkau. Angin yang kencang membuat api cepat merambat. Tim mengalami kesulitan untuk memadamkan api secara langsung, karena medan yang berat dan tidak adanya sumber air yang dekat. Dengan pertimbangan tersebut, tim memutuskan untuk membuat sekat bakar, dengan harapan dapat meminimalisir pergerakan api agar tidak menjalar dan meluas.
Tim juga melakukan mow up dengan menggunakan jet shooter pada batang pohon yang masih terdapat bara api dan asap. Hal ini dillakukan agar bara tersebut tidak menjadi pemicu kembali ketika tertiup angin. Semak-semak yang berada di dekat kayu yang menyisakan bara juga dibersihan agar tidak tersulut api kembali.
Pada saat tim melakukan pergeseran menuju titik kebakaran yang lain, salah satu anggota mengalami cedera luka bakar. Tim yang bergerak melalui lahan bekas kebakaran terperosok ke tanah bekas kebakaran. Tanah panas yang masuk ke dalam sepatu membuat sebagian kaki luka bakar pada pergelangan dan telapak kakinya.
Api masih merambat dari titik sebelumnya yang berada di gunung semen dan lerengnya terlihat mengarah ke savana Sikasur. Hutan yang terbakar berada di sisi barat savana serta atas Sikasur dan mengarah ke savana Alun Alun Kecil yang berada di atas Sikasur. Pemadaman api terus dilakukan pada beberapa savana tersebut.
Setelah berjibaku selama 6 hari, akhirnya api dapat dipadamkan pada 17 Oktober 2018. Dan estimasi luas hutan yang terbakar kurang lebih 50 hektar dengan tegakan mayoritas berupa cemara gunung (Casuarina junghuniana).
Dugaan penyebab kebakaran adalah adanya perburuan liar di kawasan yang lebih dikenal dengan Gunung Argopuro tersebut. Hal ini diperkuat dengan ditemukan bekas camp dan api unggun di lokasi.
“Kemungkinan mereka melalui jalan tikus, karena kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang ditutup sejak 10 Agustus 2018,” ujar Mamat Ruhimat, Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo.