Penutupan Cagar Alam (CA) Manggis Gadungan pada September 2014 ternyata tidak menyurutkan masyarakat untuk mengunjungi kawasan ini. Nyatanya, setelah jalan aspal ditutuppun kunjungan masyarakat semakin meningkat. Mungkin ini tidak lepas rasa keingintahuan masyarakat terhadap kondisi Cagar Alam Manggis pasca penutupan jalan.
Ramainya kunjungan rupanya menjadi magnet tersendiri bagi para pedagang. Dan permasalahan yang muncul mengiringinya adalah sampah. Ini terbukti saat 13 anggota Yayasan Peduli Flora dan Fauna serta relawan mahasiswa Universitas PGRI dari Kota Kediri melaksanakan pemungutan sampah, 27 Agustus 2015 yang lalu. Hasilnya, sebanyak 10 karung sampah penuh terisi sampah plastik.
Yayasan Peduli Flora dan Fauna didampingi petugas Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Kediri memungut sampah pada dibekas jalan aspal dan disekitar cagar alam, hal tersebut dilakukan untuk menggugah kesadaran dan kepedulian pedagang yang ada disekitar kawasan untuk turut serta bertanggungjawab terhadap kebersihan kawasan.
Kepala SKW I menyampaikan tentang nilai penting kawasan yang dimiliki cagar alam, penutupan jalan dilakukan dengan dasar adanya kekhawatiran terganggunya makhluk hidup yang ada di dalam kawasan konservasi tersebut. Pun demikian dengan permasalahan sampah yang ada saat ini.
Saat pertemuan tersebut petugas SKW I juga melaksanakan pendataan dan terhadap 34 pedagang yang mencari nafkah disekitar cagar alam. Agar rasa tanggung jawab dan kepedulian muncul, para pedagang disarankan untuk membentuk paguyuban. Gayungpun bersambut, ternyata pada tanggal 25 Agustus sebelumnya, para pedagang telah sempat berkumpul menemui Kepala Resort Konservasi Wilayah CA. Manggis Besowo dan mengutarakan keinginannya membentuk paguyuban bernama “Paguyuban Pedagang Peduli Cagar Alam Manggis”.
Kedepan diharapkan pedagang dapat turut serta membantu petugas mengingatkan para pengunjung agar tidak meninggalkan sampah di sekitar kawasan Cagar Alam Manggis Gadungan.
Siti Nurlaili / PEH Pertama pada Seksi Konservasi Wilayah I Kediri