Memelihara satwa liar merupakan hobi yang cenderung sesat karena merugikan alam. “Menjinakkan elang untuk dipelihara sebagai hobi itu keliru,” tegas Zulham dari Suaka Elang ketika menjabarkan kondisi predator ini di alam.
Menurutnya hobi memelihara elang akan menimbulkan masalah besar. Tren memelihara elang sudah banyak tersebar di berbagai daerah. Jika dikumpulkan, setiap kota terdapat 30 elang yang dipelihara dan dijinakkan.
Sungguh tidak dibenarkan menjinakkan elang liar. Ketika hewan karnivora dilatih dan didomestikasikan, maka akan kehilangan kemampuan untuk hidup di alam liar.
Domestikasi adalah proses pengadopsian flora maupun fauna dari alam liar dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Zulham menambahkan, “Mereka menjadi sangat tergantung pada manusia untuk makan.” Saat elang sudah terlanjur jinak, akan sangat sulit mengembalikan elang ke alam liar. Setidaknya butuh waktu bertahun-tahun untuk rehabilitasi, khususnya elang Bido dan elang Brontok.
Setuju dengan anggapan tersebut, Muhammad Khoir, salah satu anggota Biodiversity Warriors mengungkap bahwa mendomestikasikan elang akan merusak keseimbangan alam. Semakin sedikitnya jumlah predator justru membuat populasi mangsa semakin besar dan akhirnya malah merugikan manusia.
“Elang bisa mengontrol populasi hama bagi petani,” ujarnya.
Khoir mengharapkan, generasi muda tidak mewujudkan kecintaan pada alam dengan cara mendomestikasi satwa. Memelihara satwa liar merupakan hobi yang cenderung sesat karena merugikan alam.
“Anak-anak muda ini juga harus menjadi motor untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa keanekaragaman hayati di Indonesia itu mengagumkan,” ungkapnya.
Sumber : nationalgeographic.co.id