Pasca erupsi gunung Kelud, monitoring terhadap CA. Manggis Gadungan dan CA. Besowo Gadungan tetap dilaksanakan. Kegiatan tersebut dimulai pada 14 Februari 2014, dimana terlihat debu tebal menutupi vegetasi di Cagar Alam Manggis Gadungan sehingga vegetasi terlihat seperti mengering.
Lapisan pasir dan batu menutupi jalan yang membelah Cagar Alam setebal ±20 cm. Atap pos jaga Manggis Gadungan pun banyak berlubang terkena batu dan tertutup pasir vulkanik dari erupsi gunung Kelud.
18 Februari 2014, vegetasi di Cagar Alam Manggis Gadungan terlihat kembali hijau, karena sehari sebelumnya hujan telah turun, batu-batu dan pasir yang ada di Cagar Alam Manggis Gadungan juga telah dibersihkan dari jalanan meski petugas telah menghimbau warga untuk tidak membersihkannya. Rupanya para pencari pasir dengan truk pengangkutnya banyak ditemui di sekitar jalan sebelum dan sesudah kawasan cagar alam.
Sementara itu, kondisi satwa di Cagar Alam Manggis Gadungan mengalami peningkatan jumlah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang diperkirakan berasal dari Gunung Kelud. Kawanan monyet ini telah menyerang perkebunan jagung milik warga, sehingga tim SKW I Kediri berupaya memberikan makanan berupa pisang kepada satwa tersebut, namun hal ini hanya dilakukan dalam kondisi darurat pasca erupsi.
Pemantauan Cagar Alam Besowo Gadungan hanya dilaksanakan dari dusun terdekat dengan kawasan, yaitu dari Dusun Besowo Timur, mengingat cagar alam ini masuk dalam daerah steril. (Siti Nurlaili / PEH Pertama Pada SKW I Kediri)