Management Effectiveness Tracking Tool atau METT dipersiapkan untuk melihat seberapa efektifkah kita (pengelola kawasan) dalam mengelola kawasan konservasi. Demikian disampaikan Drh. Agus Ngurah Krisna Kepakisan, M.Si, Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember dalam membuka kegiatan METT di Kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) V Banyuwangi beberapa waktu yang lalu.
Pada 21 – 24 Maret 2017 yang lalu dilakukan kegiatan Self Assesment METT pada 4 Kawasan Konservasi yang masuk dalam pengelolaan SKW V Banyuwangi, yakni Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Cagar Alam (CA) Kawah Ijen Merapi Ungup – Ungup, CA. Pancur Ijen I/II, dan CA. Janggangan Rogojampi II.
Di depan para stakeholder yang hadir, antara lain dari Perum Perhutani, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta beberapa kepala desa, Agus Ngurah mengatakan bahwa dipandang perlu dihadirkan para stakeholder dalam menilai dengan persfektif masing-masing yang dapat disingkronkan pada satu titik.
“Dari kegiatan ini ada beberapa hal yang ingin diketahui, apakah pengelolaannya sudah mencukupi, terkait sumber daya manusia, pendanaannya, infrastruktur, kebijakan-kebijakan yang diambil, SOP, dan lain sebagainya, apakah sudah sesuai dengan pengelolaannya”, lanjut Agus.
Meski awalnya terlihat subyektif, Agus meyakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam METT akan membuat kita untuk menjawanb secara obyektif dengan menghadirkan bukti-bukti yang terkait.
Di akhir arahannya, Agus menegaskan bahwa hasil dari penilaian METT ini nanti akan menjadi bahan evaluasi untuk membuat rencana aksi ke depan terhadap kawasan konservasi yang dikelola. (Agus Irwanto)