Menyiapkan Dokter Hewan Masa Depan Penjaga Satwa Indonesia

Share

Di sebuah ruang kuliah di Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam Banyuwangi, sebelas mahasiswa Program Profesi Kedokteran Hewan duduk terpaku. Di hadapan mereka, bukan sekadar teori tentang anatomi atau penyakit hewan. Kali ini, yang mereka pelajari adalah denyut nadi kehidupan liar, kisah penyelamatan, perawatan, dan pelepasliaran satwa dilindungi yang berjuang bertahan di alam.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) hadir bukan hanya untuk memberi kuliah, tetapi untuk membuka jendela realitas tentang pekerjaan berat di garis depan konservasi., 11 Agustus 2025. Materi disampaikan oleh Mohamad Sukron Makmun, Pengendali Ekosistem Hutan; drh. Indy yang bergabung melalui Zoom; serta Penyuluh Kehutanan, Ainy Amelya Utami.

Tiga topik utama dibedah secara mendalam, legislasi dan mekanisme penyitaan satwa dilindungi, proses penangkaran hingga pelepasliaran, serta ancaman zoonosis yang mengintai di batas perjumpaan manusia dan satwa liar. Para mahasiswa tak hanya mendengar, tetapi juga terlibat aktif bertanya dan mendiskusikan kasus-kasus nyata di lapangan, mulai dari operasi penyelamatan burung kakatua di pasar gelap hingga prosedur karantina sebelum satwa dilepas kembali ke habitatnya.

Di balik setiap satwa yang diselamatkan, terdapat cerita panjang tentang hutan yang hilang, perburuan, dan manusia yang peduli.

BBKSDA Jatim berharap, pembekalan ini menjadi fondasi moral dan keahlian bagi calon dokter hewan agar kelak mereka tak hanya menjadi penyembuh, tetapi juga penjaga kehidupan liar yang rapuh. Di luar gedung kuliah, hutan dan satwa menanti dan di tangan generasi ini, masa depan mereka akan ditentukan. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur