Gegara perjumpaan yang tak sengaja pada 12 November yang lalu, akhirnya om dave bersama tim Seksi KSDA Wilayah I Kediri benar-benar “nyanggong” burung ini pada sebuah area persawahan luas di Tulungagung. Acara pengamatan burung ini mereka gelar 14 November 2024 mulai pukul 6 hingga 9 pagi waktu setempat.
Adalah Terik asia alias Glareola maldivarum yang terlihat berseliweran dalam jumlah besar di langit Tulungagung. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 tahun 2018, burung migran ini merupakan satwa yang dilindungi undang-undang.
Tampaknya Terik asia sedang berjemur dan soaring atau melayang-melayang di udara pada sekitar persawahan tempat tim pengamatan. Tak kurang 1000 ekor burung yang memadati area persawahan. Dan terlihat burung dari suku Glareolidae itu tidak terganggu dengan keberadaan para petani yang sedang menggarap sawah.
Sempat tim BKSDA melakukan wawancara singkat dengan beberapa petani mengenai burung yang memiliki nama Inggris Oriental Pratincole tersebut. Menurut mereka, burung tersebut telah datang di area persawahan sejak lima hari yang lalu.
“Mereka datang setiap tahun, kami juga sudah terbiasa dengan kehadirannya. Jadi ya gak merasa terganggu,” ujar salah satu petani.
Para petani tidak pernah menangkap burung-burung migran tersebut, bahkan menganggap bahwa burung perancah dari Asia Timur tersebut menjadi pertanda musim hujan dan waktu untuk menanam padi telah tiba. Di sela-sela obrolan itu, tim juga menjelaskan mengenai nama burung tersebut, asal burung dan manfaat burung itu bagi petani. Tak lupa himbauan agar turut menjaga dan membiarkannya kembali lagi ke negara asalnya. (ak)