Konflik atau Harmoni? Begini Cara Masyarakat Madiun Belajar Menyikapi Satwa Liar!

Share

Di balik gemuruh dan denyut kehidupan satwa liar, ada cerita tentang manusia yang belajar kembali menghormati sesama penghuni bumi. Pada 5–6 September 2025, Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Bidang KSDA Wilayah I Madiun bersama komunitas Jaga Satwa Indonesia (JSI) Pusat Madiun menggelar kegiatan sosialisasi di Obyek Wisata Pangonan, Sukosari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.

Kegiatan ini tidak sekadar pertemuan formal, tetapi menjadi ruang dialog antara manusia, hukum, dan satwa. Sekitar 70 peserta hadir, berasal dari berbagai komunitas pecinta satwa se-Karesidenan Madiun, mulai dari Bolo Reptil Madiun, Komunitas Pecinta Satwa Magetan, Independent Reptil Ngawi, Ponorogo Exotic Animal Keeper, hingga Morelia dan Edukasi Tangguh Bencana Kanigoro. Mereka berkumpul, satu tujuan yaitu untuk memahami bahwa konservasi bukan sekadar tugas negara, melainkan tanggung jawab kolektif.

Materi yang disampaikan mencakup peraturan perundangan konservasi—dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, Undang-Undang No. 32 Tahun 2024, hingga Permen LHK No. 18 Tahun 2024 tentang pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL). Tak hanya soal teks hukum, para peserta juga dikenalkan pada berbagai jenis satwa dilindungi yang masih sering diperdagangkan, serta strategi mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar.

Konservasi hanya akan berhasil bila masyarakat menjadi garda terdepan. Pemerintah hadir sebagai penguat, tapi roh sebenarnya ada di partisipasi bersama, sebuah pesan yang dalam kegiatan ini.
Bukan kali pertama JSI dan BBKSDA Jatim bersinergi. Sebelumnya, pelatihan dasar konservasi TSL telah digelar untuk 30 anggota baru JSI. Kini, api semangat itu diperluas, mengikat lebih banyak tangan dan hati yang peduli pada masa depan satwa.

Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa kepedulian lahir bukan dari wacana, melainkan dari perjumpaan langsung dengan nilai-nilai pelestarian. Setiap diskusi, setiap tatap mata di forum itu, menghadirkan kesadaran bahwa harmoni antara manusia dan satwa bukanlah utopia, melainkan pilihan yang bisa diwujudkan.

Dengan kegiatan ini, BBKSDA Jatim dan JSI menegaskan kembali komitmen bahwa menjaga kelestarian satwa bukan sekadar menyelamatkan mereka dari ancaman, tetapi juga menyelamatkan jati diri manusia sebagai makhluk yang beradab. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur