Udara sekitar Gunung Baung mulai menghangat saat tim RKW 17 Pasuruan melakukan monitoring perkembangan usaha ekonomi produktif Kelompok Tani Hutan (KTH) Santoso di Desa Lebakrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, 20 Juni 2025. KTH yang dikomandoi ini Wawan Illahi berada di daerah penyangga Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung dengan anggota 20 orang.
Tujuan kegiatan ini untuk melihat seberapa jauh perkembangan bantuan berupa kambing beberapa waktu yang lalu dari Balai Besar KSDA Jawa Timur. Awal mula pada tahun 2024 kelompok ini menerima bantuan 8 ekor kambing dengan rincian 7 ekor betina dan 1 ekor jantan.
Ternyata perkembangannya cukup signifikan. Di tahun 2024, kambing mulai beranak 1 ekor betina. Lanjut tahun 2025 ada penambahan lagi 3 ekor betina dan 1 jantan. Namun sayangnya ada 1 ekor anakan kambing betina mengalami kematian, sehingga jumlah kambing akhirnya sebanyak 12 ekor.
Ada dua jenis pakan yang diterapkan oleh kelompok ini. Pertama, pakan alami yang berupa rambanan dari lingkungan sekitar. Lalu pakan alternatif yang berupa silase.
“Selain mengelola peternakan kambing, kelompok ini memiliki produk tambahan yaitu kompos organik kambing”, ujar Wawan.
Proses pembuatannya juga tidak singkat. Pertama, kotoran hewan yang masih basah dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Langkah kedua menggilingnya sampai hancur. Proses tersebut memiliki berbagai kendala salah satunya adalah cuaca yang tidak menentu, menjadikan proses pengeringan bahan kompos kurang optimal.
Meski dengan adanya keterbatasan modal, namun kelompok ini mampu bertahan dan mengambangkan usaha yang digelutinya.
Sumber: Dayu Aditya Kusuma, Calon Polisi Kehutanan Pemula pada Seksi KSDA Wilayah VI Probolinggo