Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia untuk mendukung kegiatan pelepasliaran Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), diadakan in house training di Kantor Balai Besar KSDA Jawa Timur, 23 Agustus 2017. Kegiatan tersebut diikuti oleh pegawai dan staf BBKSDA Jatim yang terlibat, beserta para volunter dari IKA SKMA, Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR, Pemerhati satwa, dan Saka Wanabakti.
Dalam pembukaannya, Sihono, S.Sos., MM., mengatakan bahwa Elang Jawa masuk ke dalam 25 satwa prioritas yang harus meningkat jumlah populasinya di alam sebanyak 10%. Pelepasliaran ini merupakan salah satu opsi untuk mendukung peningkatan populasi tersebut.
“Pelepasliaran ini seyogyanya dilakukan dengan aman dan nyaman bagi satwa tersebut”, imbuhnya.
Ia pun berharap kegiatan tersebut terdokumentasi dengan baik sehingga bisa menjadi acuan kegiatan serupa di masa depan, baik untuk BBKSDA Jatim maupun instansi lain yang berkepentingan.
“Tidak ada kebaikan tanpa ada pengorbanan”, demikian kata penutup dari pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha BBKSDA Jatim.
Dalam kegiatan yang dilakukan selama sehari penuh tersebut, para peserta diberikan materi teori maupun praktek praktis oleh Fajar Dwi Nur Aji (Pengendali Ekosistem Hutan) mengenai teknik-teknik pelepasliaran beserta jenis-jenisnya, resiko dan kendala pelepasliaran, serta progran rehabilitasi elang di Indonesia.
Gunawan, Yayasan Konservasi Elang Indonesia (YKEI) ikut memberikan pengetahuan mengenai penilaian yang dilakukan selama proses rehabilitasi. Antara lain, cara elang mengepakkan sayap, cara bertengger perilaku berburu, hingga perlakuan terhadap cara memakan mangsa.
Kegiatan yang dihadiri oleh Asman Adi Purwanto (Raptor Indonesia) tersebut juga melakukan pengecekan kandang rehabilitasi, pemasangan wing marker, pemasangan microchip, serta pelepasan Elang Jawa ke dalam kandang rehabilitasi yang terletak di belakang kandang transit. (Agus Irwanto)