Jalur pendakian ditutup dan para pendaki dilarang menuju puncak Rengganis.
JEMBER, Jaringnews.com – Kawasan hutan di punggung Gunung Argopuro, terbakar hebat. setidaknya lidah api telah menjilat 300 hektar hutan di bawah puncak Rengganis (3.088 m dari permukaan laut). Saat ini, petugas kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jatim di Jember, tengah menerjunkan tim untuk memblokir api agar tidak menjalar ke kawasan perkebunan teh dan perkampungan di bawahnya.
Kepala Bidang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jatim di Jember, Sunandar Trigunajasa, membenarkan kebakaran hutan di bawah puncak Rengganis itu dan memprediksi penyebabnya adalah akibat gesekan ranting di musim kemarau kering ini bisa menimbulkan lecutan api. Kebakaran hutan dengan vegetasi berupa hutan cemara dan ilalang yang mudah terbakar.
“Dari laporan tim yang turun ke lapangan, kami mencatat luas kawasan hutan yang terbakar mencapai 300 hektar. Semoga saja, tim penanggulangan kebakaran bisa secepatnya memblokir lidah api agar tak menjalar ke kawasan perkebunan dan perkampungan dibawahnya,” papar Sunandar, Rabu (5/9).
Sunandar menambahkan, tim penjinak api berasal dari petugas BKSDA Baderan dan Pos Bremi saling bekerja sama untuk memblokir api. Untuk keselamatan pendakian, Sunadar telah memerintahkan kepada petugas di dua pos itu agar menutup jalur pendakian dan melarang para pendaki menuju puncak Rengganis.
Secara terpisah, Kordinator Koordinator Pemantau Pendakian dan Penanggulangan Kebakaran Hutan Argopuro, Remon Aryanto, menjelaskan, titik api sebenarnya sudah muncul sejak Senin (27/8) lalu. Api makin membesar pada Sabtu (1/9) lalu. “Jika siang hari, lidah api tidak terlihat dari bawah, dan baru terlihat terang pada saat malam hari,” jelasnya.
Menurut dia, titik api berawal dari kawasan Selonyeng atau arah timur puncak Rengganis dan kebakaran semakin meluas hingga kawasan hutan yang berada di Dataran Tinggi Hyang akibat hembusan angin yang cukup kencang. Api menjalar di kawasan pinggang Rengganis (bagian bawah), bukit Cemoro Limo, bukit Cemoro (bagian dinding timur), serta sebagian puncak Argopuro.
Remon menjelaskan beberapa pendaki yang sudah di puncak Rengganis sempat terjebak dalam kebakaran hutan di Pegunungan Argopuro, namun mereka berhasil selamat dan turun ke Pos Bremi di Probolinggo atau Pos Baderan di Situbondo.
“Tujuh pendaki dari Indramayu yang dipandu pendaki dari Probolinggo berhasil turun di Bremi dan satu pendaki asal Jakarta turun di Baderan,” paparnya. Saat ini, lanjut dia, tidak ada pendaki yang berada di Argopuro dan jalur pendakian ditutup sementara karena kebakaran hutan tersebut dapat membahayakan para pendaki.
Menurut Remon, kawasan Argopuro menjadi hunian bagi 16 jenis burung endemik dan 11 jenis burung migran. Di kawasan ini menjadi habitat burung berinji gunung, cucak matahari, cinemen Jawa, kipasan mutiara, meninting kecil, opior Jawa, dan burung prenjak Jawa.
Selain itu juga burung takur, tesia Jawa, walet gunung, walik kepala ungu, wregan Jawa, burung kacamata hitam, dan sikatan Aceh. Habitat burung-burung itu banyak terdapat di ketinggian 2.000-2.500 meter.
”Masih banyak lagi satwa seperti landak, musang, rusa, merak, macan kumbang, danmacan tutul, yang diprediksi menjadi korban kebakaran,” ujar Remon Tambora. Dampak lain yang dinilai membahayakan, rusaknya hutan mengancam warga yang tinggal di lereng Gunung Argopuro. “Utamanya bahaya tanah longsor saat datangnya musim hujan,” tutup Remon. (05 – 09 – 2012)