Di lereng Gunung Wilis, Desa Kare, Kabupaten Madiun, sebuah inisiatif sederhana tengah mengubah cara masyarakat desa memandang kesejahteraan dan kelestarian lingkungan. Kelompok Tani Hutan (KTH) Tanjawi, yang berada di zona penyangga Cagar Alam Gunung Sigogor, kini menjalankan usaha ternak kambing yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi tetapi juga mendukung ekosistem sekitarnya.
Bermula dari bantuan peningkatan usaha ekonomi produktif yang diberikan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim) pada tahun 2024, kelompok ini menerima enam ekor kambing beserta fasilitas pendukung berupa kandang dan mesin pencacah rumput. Mesin ini membantu mereka mengolah pakan silase, teknik penyimpanan pakan berkualitas tinggi yang memungkinkan peternak menjaga ketersediaan makanan ternak sepanjang musim.
Delapan bulan berselang, hasil kerja keras mereka mulai terlihat. Jumlah ternak berkembang menjadi 14 ekor, terdiri dari enam kambing dewasa dan delapan anakan. Tak hanya itu, peternakan ini juga menghasilkan pupuk organik dari kotoran dan air seni kambing, yang dimanfaatkan untuk menyuburkan lahan pertanian para anggota kelompok. Dengan pendekatan berbasis konservasi dan kemandirian ekonomi, mereka secara tak langsung membantu mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan di sekitarnya.
Namun, lebih dari sekadar angka pertumbuhan ternak atau hasil panen yang meningkat, inisiatif ini telah menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat. KTH Tanjawi bercita-cita menjadi kelompok peternak yang mandiri dan berkelanjutan. Dengan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian alam, mereka tidak hanya mengamankan masa depan keluarga mereka tetapi juga memastikan hutan di lereng Gunung Wilis tetap lestari bagi generasi mendatang.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan tekanan terhadap kawasan konservasi, upaya seperti ini menjadi bukti bahwa solusi berbasis masyarakat dapat menjadi jalan keluar yang efektif. Karena menjaga hutan bukan hanya soal melindungi pepohonan, tetapi juga tentang memastikan manusia dan alam dapat hidup berdampingan dalam harmoni. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun