Tersesat, Mencari Si Putih Di Besowo
Share
Rabu pagi itu, 10 April 2019, dengan berbekal tekad dan nekad, tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) 03 menerobos gerimis menyusuri jalur batas Cagar Alam Besowo Gadungan untuk menunaikan tugas patroli. Sepanjang perjalanan, kami membersihkan liana yang membelit pal batas agar batas kawasan dapat dilihat dengan jelas. Selain pal batas, semai semai beberapa jenis pohon juga kami bersihkan dari lilitan liana, agar dapat tumbuh dengan baik.
Sampai di bagian selatan kawasan, senyum kami mengembang seiring dengan meningginya semai Kemiri (Aleuritas molluccana), Bendo (Artocarpus elasticus) dan Kadutan diluar batas kawasan yang kami tanam akhir musim kemarau lalu. Saat itu, kami melaporkan penggarap hutan lindung di Selatan kawasan karena membakar sebuah Pohon Bendo yang berjarak 5 meter dari pal 12.
Koordinasi dengan Perum Perhutani membuahkan hasil, kurang lebih 5 meter lahan menjadi kawasan penyangga. Di lahan penyangga itu kami sengaja membenamkan beberapa biji bijian untuk menggantikan tegakan pohon yang hilang. Disiram air hujan, biji biji tersebut berhasil berkecambah dan tumbuh menjadi semai, semoga dapat melewati masa pancang, tiang untuk akhirnya menjadi pohon yang perkasa.
Saat memasuki kawasan kami disambut beberapa Pohon Cembirit (Tabernaemontana sphaerocarpa) yang sedang berbuah, Iles Iles, Buah Suson yang menjuntai dan beberapa jenis jamur di lantai hutan.
Setelah membersihkan liana dari semai yang tumbuh di Selatan kawasan, kami meneruskan langkah memasuki kawasan, demi menjumpai si putih yang cantik, anggrek tanah, Calanthe triplicata. Beberapa meter berjalan, kami tiba di habitatnya dan tak kami jumpai bunga Calanthe triplicata yang sedang mekar. Namun banyaknya individu Calanthe yang kami jumpai, menjadi obat yang cukup manjur untuk mengembangkan senyum kembali. Kamipun segera menandai perjumpaan tersebut di GPS dan mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi kegiatan.
Setelah dirasa cukup, kami segera bergegas keluar dari kawasan. Sempat tersesat mencari jalan keluar, tapi akhirnya kami berhasil meninggalkan cagar alam sebelum hujan deras mendera kawasan tersebut. (Siti Nurlaili, Pengendali Ekosistem Hutan pada Resort Konservasi Wilayah 03, Kediri)