Type to search

Artikel

Pahit Manisnya Cembirit

Share

Buah Cembirit kami temukan di sepanjang jalur batas antara pal 12 hingga 20 Cagar Alam Besowo Gadungan. Saat itu, kami sedang mengikuti patroli rutin pada kawasan konservasi yang terletak di sebelah Timur Kota Kediri tersebut.

Buah ini memiliki warna menarik dan bentuk yang eksotik, lonjong dan agak pipih. Berwarna hijau ketika masih muda, kemudian berubah menjadi oranye begitu matang, dan biasanya pecah dengan warna merah tua di bagian dalam. Siapa sangka buah dengan tampilan luar yang begitu menggiurkan ini justru memiliki rasa pahit bahkan beracun dan bisa memabukkan.

Meski beracun, ternyata Cembirit juga punya khasiat tersendiri pada eksudat-nya, isi sel tanaman yang berupa cairan. Cairan tersebut bisa digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TBC) atau penyakit menular seperti paru-paru, herpes, juga kudis. Begitu pula dengan buahnya yang biasa dipakai orang-orang di daerah Sabah – Malaysia sebagai obat sakit gigi. Bahkan, racun pada buah tanaman ini kerap digunakan orang-orang Kalimantan untuk dilumuri pada mata anak panahnya yang dipakai berburu.

Cembirit atau Tabernaemontana Sphaerocarpa termasuk dalam tanaman perdu dengan bentuk batang bulat berdiameter sekitar 25 cm, dengan permukaan batang yang kasar hingga sedang. Ia termasuk dari tanaman suku Apocynaceae. Hal ini dapat dideteksi melalui pohonnya yang sangat mudah mengeluarkan getah susu jika terkena bacokan yang menyebabkan kulit pohonnya mengelupas.

Cembirit adalah tumbuhan dengan habitat alami ekosistem karst yang berbunga sepanjang tahun. Tumbuhan jenis ini dapat kita jumpai di Jawa, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, dan Timor Leste.

Pada akhirnya kita dapat memahami bahwa apa yang terlihat begitu nikmat dari luar belum tentu juga nikmat didalamnya. Serta, manfaat dari suatu tumbuhan bisa terlihat ketika telah diolah dengan tepat.

Penulis : Adi Agung Nugroho, Mahasiswa Komunikasi IAIN Kediri
Penyunting : Agus Irwanto
Foto : Siti Nurlaili

Leave a Comment