Pesona Dibalik Jalur Pendakian Kawah Ijen
Share
Kawah Ijen merupakan salah satu destinasi wisata alam andalan Indonesia yang ditawarkan kepada masyarakat dunia melalui keelokan dan keindahan panoramanya. Lokasinya berada di ketinggian 2.443 mdpl yang memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan dengan pemandangan khasnya berupa danau berwarna hijau tosca yang ada ditengah kaldera. Selain itu, ada pula atraksi fenomena alam berupa api biru atau blue fire yang hanya bisa dinikmati para pengunjung pada saat malam hari.
Saat ini Kawah Ijen menjadi salah satu tujuan utama para pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata alam, selain lokasinya yang mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan, biaya yang dikenakan untuk berwisata juga terjangkau. Kawasan yang terletak diantara dua wilayah administrasi yaitu Kabupaten Banyuwangi sejauh dan Bondowoso ini dapat ditempuh melalui 2 jalur yaitu dari arah Kabupaten Banyuwangi sejauh ±45 Km dan Bondowoso sejauh ±65 Km dengan menggunakan kendaraan mobil maupun sepeda motor. Sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan kendaraan besar karena kondisi medan yang cukup curam serta jalan yang relatif sempit
Harga tiket untuk masuk ke Kawah Ijen tergolong cukup murah yaitu :
Wisatawan Nusantara :
– Hari Kerja : Rp 5000
– Hari Libur : Rp 7.500
Wisatawan Macanegara
– Hari Kerja : Rp 100.000
– Hari Libur : Rp 150.000
Gunung Ranti dan Raung
Kawah Ijen ternyata menyimpan panorama alam lainnya yang tidak kalah luar biasanya, yakni pemandangan beberapa gunung yang keindahannya hanya dapat dilihat dari puncak pendakian Kawah Ijen, antara lain Gunung Ranti dan Gunung Raung. Panorama deretan pegunungan ini bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai salah satu objek wisata tersendiri yang memiliki nilai estetika.
Gunung Ranti yang tampak dari puncak jalur Kawah Ijen dengan pesonanya yang indah ini dapat dinikmati oleh para wisatawan saat pagi hari. Pemandangan ini dapat dilihat pada titik jalur pendakian 2-3 Km. Segarnya udara pegunungan ditambah kicauan burung seakan menjadi pelengkap keindahan kawasan ini.
Gunung Raung yang tampak dari jalur pendakian Kawah Ijen, dengan pemandangan lahan terbuka yang menyerupai savana cukup luas yang tersusun dari area perbukitan juga menjadi salah satu objek daya tarik tersendiri bagi penikmat pemandangan alam. Sama seperti halnya pemandangan Gunung Ranti, suasana seperti ini juga dapat dinikmati pada titik 2-3 Km jalur pendakian Kawah Ijen. Akan lebih indah ketika pemandangan ini dinikmati saat pagi hari, bertepatan dengan terbitnya matahari.
Lutung Jawa
Lutung Jawa (Trachyphitecus auratus) merupakan salah satu jenis primata endemik Indonesia, yang saat ini hanya bisa dijumpai di Indonesia khususnya di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok). Jenis ini hidup secara berkelompok besar yang menyukai habitat berhutan, yang memanfaatkan pepohonan sebagai tempat beraktivitas dan mencari makan. Keberadaan dari Lutung Jawa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa ekosistem suatu kawasan tidak terganggu.
Secara umum, ciri-ciri Lutung dewasa ditandai dengan adanya rambut penutup berwarna hitam sampai hitam keperakan. Bagian atas tubuh berwarna kelabu kecoklat-coklatan gelap sampai kehitam-hitaman, dimana ujung rambutnya berwarna keputih-putihan, memberikan warna mengkilap pada mantel kulit. Rambut-rambut pada kaki bawah dan punggung paha adalah kelabu dan kaki berwarna keperak-perakan daripada punggung. Perut dan bagian sebelah dalam dari paha kelabu pucat. Tangan dan kaki berwarna hitam. daerah muka yang tidak berambut berwarna hitam.
TWA. Kawah Ijen merupakan kawasan konservasi yang menjadi salah satu habitat dari Lutung Jawa, dimana spesies ini sering dijumpai di hampir sepanjang jalur pendakian Kawah Ijen sampai titik 2 Km. Spesies ini sering dijumpai bergerak secara berkelompok untuk mencari makan di pepohonan sekitar jalur pendakian. Sampai saat ini tercatat sekitar tiga kelompok besar dapat dijumpai di wilayah ini yang tersebar sampai ke titik 2 km.
Dari pendapat beberapa pengunjung TWA Kawah Ijen secara umum tidak mengetahui jenis spesies ini dan cenderung tidak terlalu memperhatikan, yang hanya menganggap sebagi satwa kera biasa. Padahal keberadaan Lutung Jawa ini dilindungi menurut PP No 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Menurut IUCN Red List pun menyatakan bahwa riwayat spesies Lutung Jawa pada tahun 1996 tergolong dalam kategori Vulnerable yaitu rentan, kemudian pada tahun 2000 masuk kedalam kategori Endangered yaitu genting dan data terkahir pada tahun 2008 sampai saat ini spesies Lutung Jawa masuk kedalam kategori Vulnerable. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan spesies Lutung Jawa perlu mendapatkan perhatian khusus supaya tetap terjaga kelestariannya. (Dedy Setyawan, Bakti Rimbawan CA/TWA. Kawah Ijen)