Type to search

Artikel

Menilik Sisi Penting Penyu Bagi Ekologi dan Ekonomi

Share
Penyu merupakan salah satu reptil purba yang mampu beradaptasi hingga sekarang. Karena itulah, satwa kharismatik ini sering disebut sebagai fosil hidup. Bukan hanya fakta itu saja yang membuat penyu dianggap sebagai satwa yang menakjubkan, kemampuan jelajah penyu juga sangat luas. Perairan Indonesia merupakan rute migrasi (perpindahan) penyu yang terpenting di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia.
 
Tercatat enam dari tujuh spesies penyu di dunia terdapat di Indonesia. Empat di antaranya bahkan bertelur di pantai-pantai di sepanjang perairan Indonesia, yakni Penyu Hijau, Penyu Belimbing, Penyu Sisik, dan Penyu Lekang. Pantai di Abun, Papua, merupakan pantai peneluran Penyu Belimbing terbesar di wilayah Pasifik. Sedangkan Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, merupakan pantai peneluran Penyu Hijau terbesar di Asia Tenggara.
 
Keberadaan penyu sangat penting, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi. Penyu Hijau (Chelonia mydas) misalnya, berperan menjaga kondisi hamparan lamun di dasar laut. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan pemakan spons di terumbu karang sehingga memungkinkan karang berkoloni dan terumbu karang menjadi sehat kembali. Telur-telur penyu yang tak berhasil menetas di sarangnya menjadi suplai nutrisi di lingkungan pasir sekitarnya. (sumber:http://oceana.org)
 
Dari sisi ekonomi, keberadaan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) berperan menjaga ketersediaan ikan laut karena spesies ini memakan ubur-ubur yang merupakan pemangsa anak ikan. Dengan demikian, stok ikan sebagai sumber pangan pun terjamin. Selain itu, keberadaan penyu yang sehat dapat menjadi daya tarik ekowisata.
 
Sebagai momen pengingat atas pentingnya eksistensi penyu, dunia memperingati “World Sea Turtle Day” setiap 16 Juni. Hal ini  penting, mengingat populasi enam spesies penyu sudah rentan punah, terancam, atau sangat terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies yang Terancam Kepunahan]. Berbagai ancaman dihadapi oleh penyu, meliputi hancurnya habitat dan tempat bersarang, eksploitasi yang membahayakan lingkungan, dan perdagangan ilegal.
 
Salah satu upaya penyelamatan penyu oleh WWF-Indonesia adalah dengan program reforestasi kawasan hutan penyangga. Kawasan ini merupakan area konservasi yang melindungi wilayah peneluran penyu dari berbagai ancaman. Hutan penyangga menjadi daya dukung alamiah bagi daerah pesisir. WWF-Indonesia mewujudkan upaya tersebut melalui program NEWTrees dengan harapan penyu yang naik ke pantai memiliki tempat peneluran yang ideal.
 
Harapan untuk kehidupan penyu yang lebih baik juga diupayakan melalui program “Turtle Hope”. Program WWF-Indonesia di Pantai Pangumbahan, Sukabumi, ini membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang peduli untuk berkontribusi pada upaya pengembalian peneluran penyu secara alamiah. Caranya dengan mengadopsi sarang penyu. Sarang penyu yang diadopsi akan dijaga secara ketat oleh tim patroli yang diberdayakan dari kelompok masyarakat setempat. Tak hanya itu, sarang-sarang tersebut juga akan ditandai koordinatnya (tagging) sehingga dapat dipantau secara virtual lewat geotagging.
 
Gaya hidup sehari-hari masyarakat juga memiliki dampak terhadap populasi penyu. Kebiasaan buruk membuang sampah plastik secara sembarangan mengakibatkan sampah terbawa ke laut. Penyu Belimbing yang biasa memakan ubur-ubur sering mengira sampah plastik tersebut sebagai makanan (ubur-ubur). Akibatnya, plastik yang tak dapat dicerna itu berujung pada kematian penyu. Membuang sampah pada tempatnya serta gaya hidup hijau lainnya merupakan kebiasaan yang harus segera diterapkan. 
 
 

Leave a Comment