BBKSDA Jatim Pastikan Lepasliar Elang Jawa November Ini
Share
Balai Besar KSDA Jawa Timur akan melepasliarkan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) sebelum akhir bulan November 2019 ini. Hal ini diputuskan setelah presentasi Yayasan Konservasi Elang Indonesia (YKEI) yang dilaksanakan di Kantor BBKSDA Jatim – Sidoarjo, 5 November 2019.
Dalam kesempatan itu, Gunawan dari YKEI mempresentasikan mengenai kegiatan rehabilitasi dan habituasi yang telah dan tengah dijalankan di Ponorogo. Menurutnya, kegiatan pelepasliaran Elang Jawa ini menjadi bagian pernyataan politik bagi khalayak umum tentang keseriusan pihak BBKSDA Jatim dalam menangani satwa sitaan dan penyerahan dari masyarakat.
“Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai konservasi, serta mengembalikan fungsi ekologi,” ujar pria asli Yogyakarta ini.
Gunawan juga menjelaskan langkah-langkah yang harus dilalui sebelum satwa dilepasliarkan ke alam. Antara lain pemeriksaan kesehatan satwa, penilaian perilaku satwa, dan penilaian habitat. Serta kegiatan pasca pelepasliaran yang berupa edukasi, sosialisasi, dan pemantauan terhadap satwa yang telah dilepasliarkan.
Hal tersebut juga diaminin oleh Hartojo, Kepala Bidang Teknis KSDA. Menurutnya kegiatan pelepasliaran bukan sekedar melepaskan satwa begitu saja, namun juga harus melalui berbagai tahapan persiapan. Sehingga satwa yang dilepasliarkan dapat berkembangbiak di habitatnya.
Danafia dari PT. Pertamina TBBM Madiun mengungkapkan dukungan dari pihaknya terhadap kegiatan pelepasliaran tersebut. Dengan terus berlanjutnya kerjasama antara BBKSDA Jatim, YKEI dan PT. Pertamina TBBM Madiun dalam bidang Kehati membuat Proper Pertamina masuk dalam kandidat hijau.
Kerjasama yang terjalin sejak 2016 tersebut telah membuahkan beberapa kali kegiatan Kehati, seperti pelepasliaran Elang Jawa dan Summer Camp. Diharapkan kegiatan bersama ini bisa menjadi model dalam pembuatan Database Kehati Kawasan Konservasi. Seperti pengumpulan database kawasan yang dikemas dalam Summer Camp pada 2018 yang lalu.
Di akhir pertemuan, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Madiun, Sihono berharap kegiatan sosialisasi pasca pelepasliaran dapat gencar dilaksanakan di desa penyangga sekitar lokasi release.
“Edukasi bukan hanya terkait satwanya saja, tapi juga pada penyakitnya. Serta pelibatan Polisi Kehutanan serta petugas yang lain dalam proses kegiatan tersebut,” imbuhnya.
Penulis dan foto : Agus Irwanto, admin
Pengukuran Mofometri Elang Jawa