Pemulihan Ekosistem Kawasan Konservasi Yang Terdegradasi

Share

Beberapa kawasan konservasi lingkup Balai Besar KSDA Jawa Timur mengalami kerusakan yang disebabkan kebakaran hutan, penjarahan, maupun bencana alam lainnya, yang mengakibatkan tidak optimalnya fungsi kawasan. Untuk itu beberapa tahun belakangan telah dilakukan pemulihan ekosistem.

Pemulihan ekosistem sendiri bertujuan untuk mengembalikan keadaan ekosistem kawasan kembali ke kondisi aslinya atau kondisi tertentu sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan. Pelaksanaan pemulihan ekosistem ini telah dimulai sejak tahun 2017 hingga 2021 mendatang.

Beberapa kawasan yang telah dan akan melaksanakannya adalah Cagar Alam (CA) Gunung Picis, CA. Gunung Sigogor, CA. Gua Nglirip, CA. Gunung Abang, CA. Janggangan Rogojampi, Suaka Margasatwa (SM) Pulau Bawean, SM. Dataran Tinggi Yang, dan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung. Jenis tumbuhan yang digunakan dari jenis-jenis tumbuhan endemik yang disesuaikan berdasarkan referensi ekosistem. Misalnya CA. Gunung Picis ditanami dengan jenis Puspa (Schima walicii), Pasang (Quercus sp.), Mersawa (Pometia pinnata), dan cemara gunung.

Tahun 2019 pemulihan ekosistem di CA. Gua Nglirip diperkaya dengan 836 bibit tanaman, yang terdiri atas 110 bibit Pulai, 110 bibit Sukun, 110 bibit Kedoya, dan 506 bibit Beringin. Dalam kegiatan ini ikut melibatkan masyarakat di sekitar kawasan. Momentum ini juga sekaligus mensosialisasikan kembali kepada masyarakat agar CA. Gua Nglirip perlu tetap dijaga kelestariannya. Serta penutupan akses jalan yg ada di dalam kawasan yang selama ini digunakan masyarakat untuk mengangkut hasil panen dan pengambilan rumput di areal pesanggem yang dikelolanya.

Demikian pula dengan CA. Gunung Abang yang juga melakukan pemulihan ekosistem pada tahun 2019. Sekitar 33 hektar kawasan ditanami dengan 6.600 bibit dari berbagai jenis tumbuhan. Seperti Bambu (Bambusa sp), Bendo (Artocarpus elasticus), Kemiri (Aleurites moluccana), Kepuh (Sterculia foetida), Sempu (Dillenia petagina), dan Pulai (Alstonia scholaris).

Dalam 5 tahun mendatang diharapkan terciptanya proses penutupan lahan secara bertingkat berdasarkan strata tumbuhan penyusun hutan alam. Kemudian, meningkatnya fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan dan habitat flora – fauna, serta menurunnya tekanan dan gangguan yang dapat mengakibatkan deforestasi – degradasi pada kawasan konservasi.

Kondisi akhir pemulihan ekosistem yang dinginkan dalam jangka waktu panjang adalah terpulihkannya ekosistem yang rusak kembali ke kondisi ekosistem semula.

Agus Irwanto, Admin.