Upaya Pemantauan dan Perbaikan Tata Kelola Penangkaran
Share

Di tengah upaya pelestarian satwa liar, pengelolaan Rusa timor (Cervus timorensis), salah satu spesies yang dilindungi di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan. Dalam kegiatan monitoring evaluasi (monev) di Unit Penangkaran Alexander L.C.- Gresik, ditemukan bahwa populasi rusa di kandang saat ini berjumlah 22 ekor, 11 Februari 2025. Namun, pencatatan yang lebih rinci terkait silsilah masih menjadi kendala akibat banyaknya eartag yang terlepas atau patah.
Hasil peninjauan lapangan, tidak ditemukan rusa yang berkeliaran di luar kandang, yang sebelumnya sempat menjadi perhatian, dimana sebelumnya rusa ditemukan berkeliaran di area pabrik. Rusa-rusa tersebut kini ditempatkan di kandang baru, namun kondisi fasilitas penangkaran masih perlu perbaikan. Sementara kandang lama digunakan untuk kepentingan lain. Di sisi lain, pencatatan administrasi terkait kelahiran dan kematian rusa belum tertib dilaksanakan. Hal tersebut berpengaruh pada akurasi data populasi dan keberlanjutan program konservasi kedepannya.
Sebagai tindak lanjut, petugas memberikan penyuluhan kepada pengelola terkait pentingnya tata kelola yang baik, mengingat rusa timor merupakan satwa dilindungi yang pengelolaannya harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Beberapa saran teknis pun disampaikan, seperti penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT), perbaikan fasilitas seperti pembuatan panggung kayu dan shelter sebagai tempat berteduh saat kandang tergenang air, serta pembangunan embung buatan berbahan semen sebagai sumber air minum rusa. Selain itu, pengelola diimbau untuk menghindari penggunaan tempat pakan dari bahan besi atau seng yang berpotensi berkarat dan mencemari makanan satwa.
Upaya konservasi rusa timor di penangkaran memerlukan keseimbangan antara aspek teknis, administratif, dan kesejahteraan satwa. Dengan perbaikan manajemen dan fasilitas yang lebih baik, diharapkan rusa-rusa ini dapat berkembang biak dengan sehat dan tetap terjaga sebagai bagian dari kekayaan biodiversitas Indonesia dimana konservasi eksitu dapat mendukung keberlanjutan konservasi insitu. (dna)
Sumber : Bidang KSDA Wilayah II Gresik