Ular Bermunculan, MATAWALI–Damkarla Selamatkan Belasan Satwa Liar
Share
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gresik dalam beberapa hari terakhir bukan hanya mengubah wajah kota, namun juga memicu keluarnya satwa melata berukuran besar ke permukiman. Kondisi ini menciptakan risiko interaksi langsung antara masyarakat dan satwa liar, sebuah situasi yang membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi.
Pada Kamis, 11 Desember 2025, Tim Matawali RKW 09 Mojokerto – Seksi KSDA Wilayah III Surabaya melakukan kegiatan evakuasi dan penyelamatan 11 satwa liar. Satwa-satwa tersebut hasil penyelamatan UPT Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DAMKARLA) Kabupaten Gresik.
Kolaborasi ini menjadi wujud nyata sinergi antara instansi konservasi dan pemerintah daerah dalam meminimalkan interaksi negatif manusia–satwa serta memastikan keselamatan satwa liar yang muncul di lingkungan urban. Sejak awal November, Damkarla Gresik mencatat peningkatan signifikan laporan keberadaan satwa liar, khususnya ular besar, di area permukiman.
Melalui jejaring komunikasi yang telah terbangun baik, Tim Matawali secara rutin melakukan pengecekan daya tampung kandang transit DAMKARLA sebagai langkah antisipatif. Pada kunjungan 11 Desember itu, tim menerima informasi bahwa terdapat 11 satwa liar hasil penyelamatan dari periode 28 November hingga 11 Desember 2025.
Dengan mengedepankan aspek keselamatan petugas dan kesejahteraan satwa, Tim Matawali di bawah komando Yudianang Indra (Polhut Penyelia), tim Matawali melaksanakan evakuasi satwa di kandang transit UPT. Damkarla Kabupaten Gresik. Dari lokasi tersebut, tim mengevakuasi, 9 ekor Sanca Kembang (Malayopython reticulatus), seekor Ular Koros (Ptyas korros), dan seekor Kobra Jawa (Naja sputatrix).
Seluruh satwa kemudian ditranslokasikan ke Unit Penyelamatan Satwa (UPS) Sidoarjo, untuk langkah pemulihan dan rehabilitasi lebih lanjut sesuai prosedur konservasi dan kesejahteraan satwa liar.
Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan kesiapsiagaan petugas di lapangan, tetapi juga menegaskan peran penting Damkarla Kabupaten Gresik sebagai mitra strategis BBKSDA Jawa Timur dalam penanganan interaksi negatif satwa liar dengan manusia. Kolaborasi antara kedua instansi ini merupakan bagian dari implementasi Program Matawali, sebuah inisiatif yang mendorong terbentuknya budaya konservasi di tingkat daerah melalui respon cepat, penyelamatan satwa, dan edukasi kepada masyarakat.
Di tengah perubahan lanskap urban dan meningkatnya tekanan ekologis, aksi penyelamatan berbasis kolaborasi ini menjadi kunci menjaga harmoni antara manusia dan satwa liar. Melalui operasi-operasi seperti ini, konservasi tidak hanya menjadi wacana, tetapi hadir sebagai tindakan nyata yang melindungi kehidupan, baik bagi manusia maupun satwa yang berbagi ruang di wilayah Gresik.
Penulis : Fajar Dwi Nur Aji – PEH Ahli Muda BBKSDA Jatim
Editor : Agus Irwanto
Sumber : Bidang KSDA Wilayah II Gresik

