Type to search

Berita

Tak Banyak Yang Tahu, Begini Cara Petugas Menjaga Karang Hias Agar Laut Tetap Hidup

Share

Di balik tenangnya permukaan Selat Bali, ada pekerjaan sunyi yang jarang terlihat publik. Pada 22–24 Desember 2025, Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Seksi KSDA Wilayah V Banyuwangi, melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kegiatan transplantasi karang hias di perairan Banyuwangi. Tugas utama mereka jelas, memastikan upaya transplantasi benar-benar mendukung konservasi, bukan sekadar memenuhi izin di atas kertas.

Bukan sekedar administrasi, tim menyelam pada kedalaman 5 hingga 20 meter. Mereka memeriksa satu per satu rak transplantasi milik para pemegang izin, menghitung, mendokumentasikan, dan menilai kondisi karang.

Di kedalaman 5–7 meter, tampak deretan Acropora, Montipora, Porites, Pectinia, Goniopora, Turbinaria, Echinophora, Seriatophora hystrix, hingga Euphyllia cristata. Lebih dalam lagi, pada 15–20 meter, mereka menemukan jenis Favites, Favia, dan Lobophyllia, spesies yang menjadi fondasi ekosistem terumbu karang.

Setiap koloni diperiksa dengan cermat, apakah menempel kuat pada media? Apakah ada pemutihan (bleaching)? Atau, adakah tanda-tanda penyakit, sedimen berlebih, atau kerusakan akibat aktivitas manusia? Catatan demi catatan disusun, menjadi dasar evaluasi ilmiah sekaligus pengambilan keputusan pengelolaan.

Pelibatan para pemegang izin transplantasi, di antaranya PT. Segoro Utomo Abadi, PT. Dinar Darum Lestari, CV. Dewa Ruci Aquarium, PT. Aksara Bahana Abadi, PT. Langgeng Jaya Aquarium, PT. Sarana Teknik, UD. Surya Mandiri Lestari, dan PT. Inti Putra Pertiwi Persada. Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci penting, transparan, terukur, dan akuntabel.

Bagi petugas, laut bukan sekadar ruang produksi. Ia adalah “hutan” bawah air yang menyimpan kehidupan, tempat ikan bertelur, tempat biota berlindung, sekaligus benteng alami yang melindungi pesisir dari gelombang. Terumbu yang sehat berarti pangan, pariwisata berkelanjutan, dan masa depan ekosistem.

Karena itu, setiap penyelaman adalah bentuk pengawalan. Bila ada ketidaksesuaian, pembinaan dan perbaikan dilakukan. Bila karang tumbuh baik, data dicatat sebagai capaian konservasi yang harus dijaga.

Langkah-langkah pengawasan ini menegaskan satu hal bahwa konservasi bukan slogan. Ia adalah kerja lapangan yang konsisten, menggabungkan ilmu pengetahuan, etika pengelolaan sumber daya alam, dan tanggung jawab antargenerasi agar laut tetap hidup.

Penulis: Fajar Dwi Nur Aji – PEH Ahli Muda BBKSDA Jatim
Editor: Agus Irwanto
Sumber: Bidang KSDA Wilayah III Jember

Tags:

You Might also Like