Solidaritas Korsa Rimbawan Untuk Hutan Berkelanjutan: Menjaga Warisan Hijau Nusantara
Share

Gedangan, 16 Maret 2025. Di balik setiap tegakan hutan yang menjulang, di setiap aliran sungai yang menghidupi ekosistem, ada sosok-sosok yang tak kenal lelah menjaga kelestarian alam. Mereka adalah para rimbawan, pelindung bentang alam yang memastikan hutan tetap hidup, lestari, dan mampu menopang kehidupan. Setiap tanggal 16 Maret, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Bakti Rimbawan, sebuah momentum refleksi atas dedikasi rimbawan dalam mengemban tugas menjaga hutan dan segala isinya.
Jejak Sejarah: Dari Masa ke Masa
Hari Bakti Rimbawan ditetapkan sebagai penghormatan terhadap pengabdian para penjaga hutan sejak Kementerian Kehutanan pertama kali berdiri. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi pengingat bahwa hutan Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia memerlukan perlindungan yang berkelanjutan. Sejak ditetapkan, setiap tahunnya Hari Bakti Rimbawan membawa tema yang mencerminkan tantangan serta semangat zaman, dan pada 2025 ini, tema yang diusung adalah Solidaritas Korsa Rimbawan untuk Hutan Berkelanjutan.
Tema ini menegaskan bahwa menjaga hutan bukanlah tugas individu, melainkan tanggung jawab kolektif. Istilah Korsa sendiri bermakna kesetiaan dan kebersamaan dalam satu jiwa korsa persaudaraan yang melekat erat dalam tubuh rimbawan. Solidaritas ini menjadi fondasi bagi keberlanjutan pengelolaan hutan yang lestari, terlebih di tengah ancaman deforestasi, perburuan ilegal, hingga perubahan iklim yang semakin nyata dampaknya.
Nilai-Nilai Rimbawan: Cahaya di Tengah Rimba
Bagi para rimbawan di Jawa Timur, Hari Bakti Rimbawan 2025 menjadi pengingat akan tanggung jawab besar yang mereka emban. Tugas mereka tidak hanya mengawasi kawasan konservasi, tetapi juga menjaga ekosistem di luar kawasan lindung, mengawal regulasi peredaran satwa liar, serta memastikan bahwa kebijakan konservasi dijalankan dengan penuh integritas.
Ada beberapa nilai fundamental yang harus dipegang teguh oleh setiap rimbawan, terutama dalam semangat solidaritas korsa:
- Dedikasi dan Pengabdian, Hutan bukan sekadar wilayah kerja, tetapi ruang hidup yang harus dijaga dengan sepenuh hati.
- Kebersamaan dalam Misi Konservasi, Tak ada keberhasilan dalam konservasi tanpa kerja sama lintas sektor, baik dengan masyarakat, akademisi, maupun penegak hukum.
- Keteguhan dalam Menjaga Kelestarian, Menghadapi ancaman perambahan, perdagangan ilegal satwa, dan eksploitasi hutan, seorang rimbawan harus berdiri tegak dengan prinsip yang tak tergoyahkan.
- Adaptasi dan Inovasi, Perubahan zaman menuntut metode baru dalam konservasi, termasuk pemanfaatan teknologi dan pendekatan berbasis masyarakat.
Peran Strategis Rimbawan di Jawa Timur
Sebagai rumah bagi beragam ekosistem unik, mulai dari kawasan pesisir hingga pegunungan, Jawa Timur memegang peran penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati Nusantara. Para Rimbawan berhadapan langsung dengan tantangan selain konservasi keanekaragaman hayati insitu, kegiatan konservasi eksitu juga dilaksanakan, seperti pemantauan pasar burung, penangkaran satwa liar, hingga pengawasan lembaga konservasi. Solidaritas dan koordinasi menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas ini, memastikan bahwa keseimbangan ekologi tetap terjaga.
Di tengah pesatnya pembangunan dan tekanan terhadap kawasan hutan, para rimbawan di Jawa Timur harus mampu menjadi penjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan alam. Dengan semangat solidaritas korsa, rimbawan harus memperkuat jaringan kerja, berbagi ilmu, dan terus bergerak dalam satu misi besar: menjaga hutan tetap hijau bagi generasi mendatang.
Menatap Masa Depan: Warisan Hijau untuk Negeri
Hari Bakti Rimbawan 2025 bukan hanya peringatan, tetapi sebuah momentum untuk kembali menegaskan komitmen. Di setiap langkah yang diambil oleh para rimbawan, ada harapan besar yang digantungkan oleh bumi ini. Hutan bukan sekadar sumber daya, tetapi juga nafas kehidupan yang mengalir dalam setiap aliran sungai, dalam hembusan angin yang menyegarkan, dalam nyanyian burung di pagi hari.
Solidaritas korsa bukan sekadar kata-kata, tetapi janji yang harus ditepati. Sebab tanpa rimbawan, tanpa penjaga hutan yang berdedikasi, kita mungkin hanya akan mewarisi kisah tentang hutan yang pernah ada.
Selamat Hari Bakti Rimbawan 2025. Tetaplah menjaga, tetaplah melindungi. Demi hutan yang lestari, demi kehidupan yang abadi.
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda pada Balai Besar KSDA Jawa Timur