Ratusan Bocah TK-PAUD Belajar Mencintai Penyu
Share

Beragam ekspresi heboh terlihat saat ratusan murid PAUD dan TK Aisyiyah 1 Banyuwangi mendapatkan sosialisasi tentang penyu. Selain mengajarkan anak-anak mencintai satwa langka yang dilindungi undang-undang, sosialisasi ini juga sebagai gerbang pengenalan memasuki musim penyu bertelur di beberapa titik pantai Banyuwangi.
Ekspresi senang, kaget dan terharu terlihat saat ratusan murid PAUD dan TK melihat tayangan pengembangbiakan penyu. Suasana mendadak heboh saat beberapa replika telur, tukik dan penyu ditampilkan sebagai sarana peraga. Ada yang langsung memegang dengan semangat, melihat dari kejauhan atau sekedar menempelkan tangannya ke bagian replika penyu.
Beragam pertanyaan ringan dari para relawan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) dijawab serentak oleh para siswa. Allfaith Akmal Faeyza, salah seorang murid TK Aisyiyah 1, mengaku gembira bisa bermain dan belajar tentang penyu. Wajahnya ceria ketika ia bisa menjawab beberapa jenis penyu yang hidup dan berkembangbiak di perairan Banyuwangi.
“Aku bisa jawab, ada penyu belimbing, penyu hijau, penyu lekang, sama penyu sisik,” ujar bocah berumur 6 tahun tersebut dengan spontan ketika menjawab pertanyaan di depan kelasnya, Kamis (17/3/2016).
Kepala Sekolah TK Aisyiyah 1, Asri menambahkan, sengaja melibatkan sosialiasi bersama BSTF dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Banyuwangi lantaran tak hanya menjadi hiburan. Tapi sekaligus menambah wawasan anak terhadap hewan yang dilindungi.
“Anak usia dini sekitar golden age ini tempat terbaik meletakkan dan menerima ilmu. Kita pilih sosialisasi penyu sebagai bentuk peduli karena hewan ini jadi salah satu makhluk dilindungi. Ini bisa ikut menjaga pelestariannya,” ujarnya.
Pendiri BSTF, Wiyanto Haditanojo menjelaskan, sosialisasi penyu pada anak-anak rentang usia emas memang di agendakan rutin oleh para relawan BSTF bersama BKSDA setempat. Kegiatan serupa telah rutin berjalan sejak 2012 lalu. Jika sepanjang 2015 lalu ia bersama tim relawan fokus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sepanjang pesisir pantai dan nelayan, tahun ini pihaknya lebih menyebar ke pelosok hingga pegunungan.
“Rutin dilakukan sepanjang tahun oleh BSTF dan BKSDA. Jika tahun lalu fokus di sekolah-sekolah sekitar pesisir saat ini kita fokus menyebar ke seluruh pelosok. Kegiatan full mulai pengawasan, pengamanan, penetasan dan pelepas liaran tukik,” papar pria yang akrab disapa Wiwit tersebut.
Kini BSTF memiliki tempat penangkaran di kawasan Pantai Boom dan mulai melakukan perluasan penangkaran di Pantai Bomo. Sepanjang 2015 BSTF telah melakukan konservasi di 133 sarang penyu. Sedikitnya ada 13.363 telur penyu dan lebih hampir 10 ribu ekor tukik di adopsi BSTF bersama warga Banyuwangi.
Sementara di awal tahun 2016, baru 113 butir telur penyu asal penangkaran Pantai Boom dan 196 butir telur dari Pantai Bomo yang ditangkarkan. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan masuknya musim penyu bertelur mulai April hingga September mendatang.
Ribuan tukik dan penyu yang di adopsi bersama warga Banyuwangi ini ialah salah satu bagian edukasi menyeluruh untuk menyelamatkan populasi penyu yang semakin diambang kepunahan.
“Kita sengaja melibatkan murid TK, melibatkan warga Banyuwangi ini untuk mengajarkan kepada para generasi penerus bangsa supaya mencintai alam, lingkungan dan satwa penyu yang dilindungi. Kegiatan ini rutin di lakukan sepanjang tahun, apalagi ini masuk musim penyu bertelur,” tegas Wiwit.
Sumber : news.detik.com