Patroli Rimba Bawean: Jejak Satwa Langka di Pameghetan
Share

Di jantung Pulau Bawean, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan manusia, bentang alam yang masih perawan menyimpan kisah tentang kehidupan liar yang terus berjuang dalam harmoni ekosistemnya. Pada 4 Maret 2025, tim patroli dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 10 Pulau Bawean kembali menapaki jalur-jalur sunyi di Blok Gunung Besar, Cagar Alam (CA) Pulau Bawean, tepatnya di kawasan Pameghetan. Dengan berjalan kaki menyusuri jalur hutan yang rapat, mereka memastikan bahwa wilayah ini tetap terjaga dari ancaman perburuan dan perusakan habitat.
Saat matahari mulai menembus celah kanopi hutan, kehidupan liar di Pameghetan mulai menampakkan dirinya. Seekor Elang Ular Bawean (Spilornis cheela baweanus), predator puncak yang menjadi simbol pulau ini, tampak bertengger di dahan tinggi, mengamati pergerakan di bawahnya. Di antara dedaunan yang rimbun, dua ekor Raja Udang Punggung Merah, melesat cepat di atas aliran sungai kecil.
Sementara suara khas Pergam Hijau bergema di kejauhan. Kehadiran Cinenen Jawa, Merbah Belukar, dan kawanan Monyet Ekor Panjang menjadi bukti bahwa hutan ini masih menjadi rumah yang nyaman bagi banyak spesies satwa liar.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah jejak keberadaan sang penghuni legendaris Pulau Bawean yaitu Rusa Bawean (Axis kuhlii). Gesekan tanduk di batang pohon dan jejak kotoran yang ditemukan di beberapa titik, membuktikan bahwa spesies endemik yang langka ini masih bertahan di dalam belantara.
Selain satwa, patroli ini juga mencatat dominasi beberapa jenis flora khas hutan Bawean. Pohon Kayu Bulu, Pangopa, dan Tanjeng Gunung menjulang kokoh. Sementara pohon dan semak-semak Ghegeren dan Bungur menambah warna dalam lanskap hutan yang asri.
Kabar baiknya, sepanjang patroli kali ini, tidak ditemukan indikasi perburuan liar atau pelanggaran lainnya. Kawasan ini tetap dalam kondisi aman, menunjukkan bahwa upaya konservasi yang dilakukan terus memberikan dampak positif bagi kelestarian ekosistemnya.
Menjaga Pulau Bawean bukan sekadar menjaga wilayah geografis, tetapi juga mempertahankan warisan alam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas ekologis Nusantara. Upaya ini tak hanya tentang perlindungan, tetapi juga tentang keberlanjutan kehidupan bagi satwa dan tumbuhan langka yang menjadikannya rumah. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik