Type to search

Berita

Patroli Menembus Pulau Sempu, Menyibak Jejak Satwa dan Data Kehidupan

Share

Dalam rimba Cagar Alam Pulau Sempu, langkah tim Smart Patrol Balai Besar KSDA Jawa Timur berpadu dengan bisik angin dan suara satwa liar yang bergaung di bawah kanopi hutan. Selama tujuh hari, mulai 28 September hingga 4 Oktober 2025, tim bergerak menyusuri jalur berbukit mengumpulkan data tentang potensi keanekaragaman hayati di salah satu bentang alam tropis paling misterius di Jawa Timur.

Kegiatan Smart Patrol ini melibatkan petugas BBKSDA Jawa Timur, Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Sempu, yang bersama-sama mencatat setiap potongan informasi penting untuk mendukung pengelolaan kawasan secara ilmiah dan adaptif. Melalui pendekatan SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool), setiap temuan, baik berupa visual satwa, suara panggilan, maupun tanda kehadiran tidak langsung, dimasukkan ke dalam sistem pemantauan berbasis spasial yang menjadi tulang punggung perencanaan konservasi modern.

Di antara temuan menarik selama patroli, tim berhasil mendokumentasikan kehadiran beberapa jenis satwa liar yang menegaskan kekayaan ekosistem Pulau Sempu. Seekor Biawak Abu (Varanus nebulosus) tampak berjemur di antara bebatuan lembap di tepi jalur pantai.

Sementara di atas kanopi, siluet Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) mengintai dengan lincah dari balik dedaunan, simbol kehidupan liar yang tetap bertahan di tengah keterisolasian pulau. Tak jauh dari situ, suara dentingan ranting menandai keberadaan Jelarang (Ratufa bicolor), bajing raksasa hutan yang menjadi indikator penting kestabilan vegetasi.

Di lantai hutan, gerak kecil yang nyaris tak terlihat memperkenalkan dunia mikroskopik kehidupan, Percil Berselaput (Microhyla palmipes), katak mungil yang gemar bersembunyi di serasah daun lembap. Dan Kadal Hutan Bergaris Kuning (Sphenomorphus sanctus) yang berlari cepat di antara lumut dan akar. Di batang pohon rendah, warna hijau zamrud seekor Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus) berpadu sempurna dengan daun tropis, sebuah representasi sempurna dari kamuflase alam yang bekerja tanpa cela.

Setiap data yang dikumpulkan bukan sekadar daftar spesies, melainkan potret utuh tentang kondisi ekosistem yang berlapis, interaksi antara satwa, vegetasi, tanah, dan manusia. Melalui patroli ini, diperoleh pula informasi penting terkait kondisi habitat, potensi gangguan, dan peluang penguatan pengelolaan berbasis data lapangan (evidence-based management).

Cagar Alam Pulau Sempu sendiri menyimpan kompleksitas ekologis yang luar biasa. Diapit oleh tebing karst dan gelombang Samudera Hindia, pulau ini menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna khas hutan pantai dan dataran rendah tropis. Medan berat, cuaca lembap, serta keterbatasan akses membuat setiap langkah patroli menjadi ujian ketangguhan fisik sekaligus dedikasi terhadap konservasi.

Dalam keheningan yang sesekali dipecah oleh suara burung dan deru ombak pantai selatan, para petugas terus berjalan. Mereka mencatat, memotret, dan menandai titik koordinat, memastikan setiap sudut Pulau Sempu tetap terjaga dari waktu ke waktu. Dari langkah-langkah itu, lahir data, lahir pemahaman, dan lahir kesadaran bahwa menjaga alam bukan sekadar tugas, melainkan panggilan nurani.

Pelaksanaan Smart Patrol di Cagar Alam Pulau Sempu tahun 2025 ini menjadi bagian penting dalam siklus pemantauan rutin BBKSDA Jawa Timur untuk memperkuat fungsi konservasi berbasis sains dan partisipasi masyarakat. Pulau ini bukan sekadar lanskap, melainkan ruang hidup bagi ribuan makhluk dan setiap jejak yang ditemukan adalah pengingat bahwa kehidupan di alam terus berlanjut, selama manusia masih mau mendengarkan suaranya. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like