Type to search

Berita

Mengakhiri Derita Atraksi Topeng Monyet di Madiun

Share

Jum’at pagi yang cerah menjadi saksi bisu sebuah langkah kecil tapi bermakna dalam upaya perlindungan satwa liar. Tim Matawali Kantor Bidang KSDA Wilayah I Madiun menerima penyerahan satu ekor Monyet-ekor panjang (Macaca fascicularis), yang sebelumnya menjadi bagian dari atraksi jalanan “topeng monyet”, 24 Januari 2024.

Penyerahan ini dilakukan oleh Sumardi, seorang warga Desa Karangrejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Sumardi mengungkap bahwa monyet tersebut berasal dari Desa Kertosari, dan kini ia berharap satwa tersebut mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Monyet yang selama ini hidup dalam jerat eksploitasi, kini berada di kandang transit Kantor KSDA Wilayah I Madiun. Tim melakukan observasi dan perawatan untuk memastikan kondisinya stabil sebelum memutuskan langkah selanjutnya. Peristiwa ini mengingatkan kita akan kisah panjang yang menyakitkan dibalik atraksi “topeng monyet”. Menyingkap Luka di Balik Topeng Atraksi topeng monyet, meskipun terlihat menghibur bagi sebagian orang, menyimpan sisi gelap yang jarang diketahui.

Sisi Gelap Topeng Monyet
Monyet-ekor panjang yang digunakan dalam atraksi ini sering kali ditangkap secara ilegal dari alam liar, dipisahkan dari kelompoknya, dan dipaksa menjalani pelatihan yang kejam. Mereka dirantai, dipaksa berdiri selama berjam-jam, dan dihukum jika tidak menuruti perintah. Beberapa di antaranya bahkan dipakaikan kostum yang tidak sesuai, memperparah penderitaan mereka.

Tidak hanya itu, hidup dalam lingkungan yang tidak alami membuat monyet kehilangan insting liarnya. Ketika masa “gunanya” selesai, banyak dari mereka ditelantarkan atau bahkan mati dalam kondisi mengenaskan. Dampak negatif dari praktik ini tidak hanya dirasakan oleh satwa, tetapi juga oleh manusia. Atraksi semacam ini menjadi salah satu sumber penyebaran penyakit zoonosis. Selain itu, eksploitasi satwa untuk hiburan melunturkan nilai-nilai moral dalam menjaga keanekaragaman hayati.

Secercah Harapan Penyerahan monyet ekor panjang oleh Sumardi adalah bukti bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan satwa mulai tumbuh. Langkah ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar. BBKSDA Jawa Timur terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat agar menghentikan praktik-praktik yang merugikan satwa liar.

Monyet ekor panjang ini kini memulai babak baru dalam hidupnya, jauh dari rantai dan derita masa lalu. Perjuangan untuk mengakhiri eksploitasi satwa liar masih panjang, tetapi kisah seperti ini menunjukkan bahwa harapan tetap ada.

Bersama, kita bisa menciptakan dunia yang lebih ramah bagi satwa dan lingkungan.

Sumber : Fajar Dwi Nur Aji – Pengendali Ekosistem Hutan Muda Pada Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like