Leses, Menyibak Jejak Kehidupan Hutan Simpenan di Lereng Kelud
Share

Di lereng Gunung Kelud, Cagar Alam Manggis dan Besowo Gadungan, berdiri tegak pohon Leses, sejenis fikus raksasa yang telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Bagi masyarakat sekitar, pohon ini bukan sekadar peneduh; ia adalah simbol dari “alas simpenan”, hutan simpanan yang menyimpan kisah keanekaragaman hayati yang nyaris tak tersentuh. Dari pohon ikonik inilah lahir sebuah gagasan “Buletin Leses”, media mingguan yang digagas oleh Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Bidang KSDA Wilayah I, sebagai jendela untuk memperkenalkan kekayaan hayati Cagar Alam Manggis Gadungan dan Besowo Gadungan.
Buletin sederhana ini tidak hanya berfungsi sebagai laporan kegiatan mingguan, tetapi juga sebagai wadah edukasi dan sosialisasi. Di dalamnya terhimpun tulisan, catatan lapangan, hingga kisah inspiratif dari para pihak yang terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi. Dengan bahasa yang mudah dipahami, Leses mengajak pembaca untuk menyelami makna menjaga hutan simpenan, warisan alam yang menjadi rumah bagi flora dan fauna khas Jawa Timur.
Lebih jauh lagi, upaya ini bukan sekadar memperkenalkan hutan melalui lembaran buletin. Saat ini, BBKSDA Jawa Timur juga tengah menginisiasi penyusunan buku potensi flora dan fauna di lima kawasan konservasi di wilayah kerja Bidang Wilayah I. Buku ini diharapkan menjadi rujukan ilmiah sekaligus sumber inspirasi bagi dunia pendidikan, peneliti, dan masyarakat luas untuk semakin mengenal, mencintai, dan melestarikan kekayaan hayati di bumi Majapahit.
Dengan langkah ini, hutan Gadungan tidak lagi sekadar nama di peta. Ia hadir dalam wujud cerita, data, dan pengetahuan yang bisa diakses oleh siapa saja. Dari lembaran Leses, kita diajak untuk memahami bahwa hutan bukan hanya deretan pepohonan, melainkan ruang kehidupan yang memelihara keseimbangan bumi. Dan menjaga “alas simpenan” berarti menjaga denyut kehidupan itu sendiri. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur