Kandang Tua, Naluri Liar, dan Ketegangan yang menyelimuti Saat Evakuasi
Share

Di balik jeruji kandang besi tua yang disusun bertingkat di sudut halaman rumah warga Wonoayu, Sidoarjo, seekor Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) memandangi dunia luar dengan mata liar yang resah. Ia bukan lagi satwa liar sepenuhnya, tapi juga bukan hewan peliharaan yang jinak. Sepuluh tahun hidup dalam kurungan membuatnya menjadi makhluk antara dua dunia, liar, tetapi terbiasa dengan manusia dan itu yang membuatnya berbahaya.
Keluhan warga tentang bau menyengat dan suara gaduh dari kandang satwa itu akhirnya mendorong pemiliknya untuk melapor kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim), 29 April 2025. Respon cepat datang dari Tim MATAWALI, unit khusus penanganan konflik satwa liar di Seksi KSDA Wilayah III Surabaya.
Mereka sadar, ini bukan sekadar evakuasi. Ini adalah pertemuan dengan naluri liar yang terperangkap dalam tubuh seekor monyet yang tak lagi mengenal hutan.
Sesampainya di lokasi, tim langsung berhadapan dengan tantangan teknis. Kandang yang dibuat bersusun hanya memiliki satu pintu sempit di bagian bawah, sementara beberapa ekor monyet berada di tingkat atas dan enggan turun.
Dengan kesabaran dan ketangkasan, satu per satu satwa dipindahkan ke kandang evakuasi. Di tengah proses itu, tim tak hanya mengandalkan keahlian, tapi juga intuisi dan keberanian. Satwa-satwa ini, meski lama hidup bersama manusia, tetap menyimpan ketakutan dan agresif yang liar.
Dalam waktu beberapa jam, lima ekor monyet, empat jantan dan satu betina, berhasil dievakuasi. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – BBKSDA Jatim