Kabupaten Banyuwangi Berbenah Menghadapi Bencana
Share
Topik bencana masih menjadi hal yang menarik dan tidak akan pernah habis untuk dibicarakan. Ini pertanda bahwa masyarakat sudah semakin sadar akan perhatian nya terhadap lingkungan atau memang tingkat kerusakan alam semakin susah untuk dikendalikan. Terlepas dari itu semua, kesiapan manusia dalam menghadapi risiko hidup yang dijalani perlu diterapkan daya antisipatif dalam aspek kehidupannya.
Untuk menentukan besaran suatu wilayah memiliki tingkat tisiko bencana rendah, sedang atau tinggi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) telah menetapkan IRBI (Indeks Risiko Bencana Indoensia), Dasar perhitungan IRBI dipengaruhi faktor potensi bencana dengan kesiapan daerah dalam masa pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Kabupaten Banyuwangi merupakan satu dari 137 Kabupaten atau kota yang memiliki angka IRBI yang tinggi,
Oleh karena itu pada tanggal 31 Agustus yang lalu bertempat di Hotel Ikhtiyar Surya Banyuwangi dibahas “Workshop Kajian Risiko Bencana”. Kegiatan ini diikuti hampir seluruh stakeholder yang ada di Banyuwangi termasuk BBKSDA Jawa Timur selaku pengelola kawasan Kawah Ijen. Kajian Risiko Bencana menjadi sesuatu yang penting karena kita dapat memetakan jumlah jiwa terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.
Risiko yang sudah dikaji ini, menghasilkan gambaran terhadap rencana penanggulangan saat terjadinya bencana. Pada akhirnya rencana-rencana tersebut dapat menjadi panduan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang terpadu pada setiap stakeholder, terstruktur, terarah dan terukur. Kita tahu jenis bencana saat ini dapat diklasifikasikan menjadi 10 jenis yakni gempabumi, Tsunami, banjir, banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung api, gelombang ekstrim dan abrasi, cuaca ekstrim, kekeringan dan kebakaran. Dari keseluruhan jenis bencana tersebut 9 jenis bencana ada di kabupaten Banyuwangi.
Untuk antisipasi lebih lanjut dari kegiatan workshop ini, petugas BBKSDA Jawa Timur menjadi salah satu “Tim Substansi” BPBD Kabupaten Banyuwangi yang menjadi fasilitator dari BNPB selama melakukan kajian risiko di Kabupaten Banyuwangi. (Adnan Aribowo, Polhut Pertama di SKW V Banyuwangi)