Type to search

Artikel

Jejak Hidup Yang Nyaris Terlupakan Di Sungai Bawean

Share

Di tengah aliran sungai yang sunyi di Pulau Bawean, kehidupan liar kembali menunjukkan eksistensinya. Seekor labi-labi bertempurung lunak (Amyda cartilaginea), atau yang dikenal warga setempat sebagai kotempa, ditemukan di Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Gresik. Keberadaan reptil air tawar ini menandai jejak masa lalu ketika Pulau Bawean masih menjadi rumah bagi spesies yang kini semakin jarang terlihat.

Penemuan labi-labi ini bermula dari proyek normalisasi sungai yang dilakukan oleh UPT Pengelolaan Jalan, Jembatan, (PJJ) dan Sumber Daya Air (SDA) Pulau Bawean pada 27 Februari 2025 yang silam. Saat alat berat mengeruk endapan sungai, dua individu labi-labi terdeteksi, meskipun hanya satu yang berhasil diangkat ke permukaan. Menyadari pentingnya kelangsungan hidup satwa tersebut, seorang warga bernama Abdul Razak melepasliarkannya kembali ke habitat alaminya.

Tim dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 10 Pulau Bawean BBKSDA Jatim segera turun tangan. Penelusuran lebih lanjut mengarah ke kesaksian warga sekitar yang mengungkap bahwa labi-labi tersebut kerap naik ke darat, kemungkinan besar untuk bertelur. Bukti berupa bekas galian di sekitar tepian sungai semakin menguatkan dugaan tersebut.

Bagi masyarakat Bawean, perjumpaan dengan labi-labi bukanlah hal baru. Di masa lalu, reptil ini menghuni berbagai aliran sungai di pulau tersebut. Kesaksian seorang warga, Hepni, yang pernah merawat labi-labi hasil tangkapan dari sungai di Desa Kebuntelukdalam, semakin menguatkan fakta bahwa spesies ini masih bertahan, meski dalam jumlah yang tidak diketahui pasti.

Labi-labi jenis Amyda cartilaginea dikenal sebagai spesies yang bergantung pada ekosistem air tawar yang sehat. Keberadaannya di Bawean bisa menjadi indikator penting akan kondisi lingkungan setempat. Namun, tantangan besar menghadang, mulai dari degradasi habitat hingga potensi ancaman eksploitasi.

Penemuan ini menjadi momentum penting bagi upaya konservasi. Jika labi-labi masih bertahan di Pulau Bawean, maka perlindungan habitat serta kesadaran masyarakat akan perannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem harus menjadi prioritas. Kini, pertanyaan yang tersisa, akankah Pulau Bawean kembali menjadi surga bagi labi-labi, ataukah kita hanya menyaksikan sisa-sisa kehidupan yang perlahan menghilang? (dna)

Sumber : Seksi KSDA Wilayah III Surabaya

Tags:

You Might also Like