Heboh Indopet Xperience di Surabaya, BBKSDA Jatim menjalankan misinya
Share

Di tengah sorotan lampu, hiruk-pikuk pengunjung, dan decak kagum anak-anak pada warna-warni burung eksotik dan lenggak-lenggok mamalia ditengah pusat perbelanjaan, sekelompok kecil petugas membaur tenang di antara kerumunan. Mereka bukan pengunjung, bukan pula panitia. Mereka adalah tim pemantau dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim), yang tengah menjalankan misi penting, memastikan setiap satwa yang dipamerkan tak hanya menarik mata, tapi juga sah dan aman secara hukum.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan dan pengawasan pameran satwa “Indo Pet Xperience”, yang berlangsung selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 Juli 2025 di Surabaya Convention Centre, Pakuwon Trade Center. Di balik euforia dan gelak tawa pengunjung, BBKSDA Jatim menjalankan peran strategis, menjaga keseimbangan antara hobi dan konservasi, antara komersialisasi dan kepatuhan hukum.
“Pameran ini menjadi ruang strategis menyampaikan pesan konservasi kepada masyarakat luas. Kami pastikan semua satwa yang dipamerkan memiliki legalitas yang sah, dan semua peserta memahami batas-batas regulasi perundang-undangan,” tegas Nur Patria Kurniawan, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, saat ditemui langsung di lokasi pameran.
Dari total satwa yang dipamerkan, mulai dari binturong dan kakatua jambul kuning, hingga reptil eksotis dan serangga eksentrik, petugas BBKSDA Jatim mencatat kehadiran tiga jenis satwa dilindungi yang berhasil diverifikasi dokumen legalitasnya Arctictis binturong (Binturong), Eclectus roratus (Nuri Bayan), dan Cacatua sulphurea (Kakatua Jambul Kuning). Ketiganya sudah dilengkapi sertifikat asal-usul dan dokumen SATS-DN.
Namun, dari sisi satwa eksotik non-dilindungi, banyak ditemukan kekurangan dokumen angkut maupun keterangan penangkaran. Petugas kemudian melakukan edukasi langsung kepada pemilik, sembari menekankan pentingnya dokumen legal dalam rantai pemanfaatan satwa.
Tak hanya bersifat represif, tim juga menjalankan pendekatan persuasif. Peserta pameran diberikan edukasi konservasi, termasuk soal mekanisme perizinan, pengelolaan penangkaran, dan prosedur peredaran satwa liar, baik dilindungi maupun tidak.
Lembaga-lembaga konservasi mitra BBKSDA Jatim seperti Jatim Park Group, PT. Indo Fauna Asia, dan PT. Lumbung Artha Makmur turut menunjukkan komitmen terhadap konservasi berbasis regulasi dengan kelengkapan izin resmi yang patut diapresiasi.
“Kami tadi sudah berdiskusi langsung dengan ketua penyelenggara, dan alhamdulillah ke depan BBKSDA Jatim akan diberikan waktu setiap hari untuk menyampaikan edukasi konservasi secara langsung kepada publik,” tambah Nur Patria Kurniawan.
Pameran semacam ini, walau dibalut nuansa hiburan, sejatinya menjadi panggung dua misi, menjembatani kegemaran masyarakat terhadap satwa eksotik dengan pentingnya etika dan kepatuhan hukum dalam pemanfaatannya.
Kegiatan ini menjadi sinyal kuat bahwa pengawasan konservasi tak lagi harus kaku. Ia bisa hadir di tengah keramaian, menyapa publik, menyusup dalam keseruan, tanpa kehilangan esensinya sebagai penjaga rimba terakhir.
Mereka yang bertugas dalam kegiatan ini bukan sekadar birokrat administratif. Mereka adalah pejuang konservasi di tengah kota, Polisi Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan serta Penyuluh Kehutanan bahkan pengolab data analisis konservasi sumber daya alam menjadi bagian penting selama kegiatan.
Apresiasi setinggi-tingginya di sampaikan kepada seluruh petugas lapangan yang telah bekerja dengan dedikasi, ketelitian, dan semangat edukatif dalam mengawal jalannya kegiatan ini. Di tengah dinamika pameran yang kompleks, mereka tetap memegang teguh prinsip konservasi dengan pendekatan profesional dan humanis. Mereka adalah wajah BBKSDA Jatim yang berdiri di garda depan untuk memastikan konservasi hadir di ruang-ruang publik secara elegan dan bermartabat.
Dalam evaluasinya, Kepala BKSDA Jatim menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini berpotensi besar sebagai medium edukasi. Namun, sinergi lintas sektor mutlak diperlukan agar semangat konservasi tak hanya menjadi slogan, melainkan budaya yang hidup dalam kesadaran kolektif masyarakat.
BBKSDA Jatim tidak sedang menakuti. BBKSDA Jatim hadir untuk mengedukasi. Karena mencintai satwa, berarti juga mencintai regulasi yang melindunginya. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur