Evakuasi Monyet Ekor Panjang dari Tengah Permukiman Madura
Share

Di Desa Bengkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan, seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dulu menjadi hewan peliharaan, berubah menjadi ancaman. Setelah bertahun-tahun dikurung, satwa liar ini akhirnya kembali ke alam bebas, namun bukan di hutan, melainkan di antara rumah-rumah warga.
Hari itu, Selasa 8 Juli 2025, suasana desa mendadak tegang. Monyet jantan yang dilepas tanpa kendali tersebut menjadi agresif, menggigit salah satu warga yang mencoba mendekat saat hendak memberinya makan. Kabar menyebar cepat, menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat yang tak terbiasa menghadapi perilaku liar dari satwa yang selama ini dianggap jinak.
Tim gabungan dari Dinas Pemadam Kebakaran Pamekasan dan Balai Besar KSDA Jawa Timur bergerak cepat. Berbekal pengalaman penyelamatan lintas sektor, mereka menempuh prosedur evakuasi yang hati-hati. Satwa yang dikenal cerdas sekaligus oportunistik ini berhasil ditangkap oleh tim Damkar dalam operasi yang berlangsung dramatis namun terkendali.
Dua hari berselanh, Kamis 10 Juli 2025, monyet tersebut oleh Tim Matawali Seksi Konservasi Wilayah IV dievakuasi menuju Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jawa Timur. Di sana, primata ini akan menjalani serangkaian tahapan rehabilitasi mulai dari observasi medis, rehabilitasi perilaku, dan adaptasi lingkungan, sebelum nantinya dilepasliarkan ke habitat yang lebih sesuai dan aman, baik bagi satwa maupun manusia.
Kepala BBKSDA Jawa Timur, mengapresiasi sinergi cepat lintas instansi, sembari menekankan pentingnya edukasi masyarakat agar tak lagi memelihara satwa liar tanpa izin, terlebih yang tergolong liar dan buas dalam kondisi tertentu. Kasus ini menjadi pengingat bahwa di balik niat memelihara, tersembunyi potensi konflik yang tak jarang berakhir tragis bagi manusia maupun satwanya.
Satwa liar seharusnya hidup liar. Ketika naluri alaminya dikurung terlalu lama, dan suatu saat lepas, bukan jinak yang mereka bawa, tapi insting bertahan dan menyerang.
Semoga dari insiden ini, kita semua belajar bahwa konservasi tak hanya soal menyelamatkan, tapi juga mencegah konflik di kemudian hari. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur