Evakuasi Buaya Kaliwatu
Share
Semenjak ditetapkan dan dikelola menjadi kawasan esensial (tahun 2011) kondisi teluk Pangpang menjadi lebih baik dari segi ekologis dan kualitas lingkungan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya luasan hutan bakau di sepanjang teluk berikut jumlah maupun jenis satwanya.
Menurut masyarakat setempat, peningkatan jumlah dan jenis satwa terlihat dengan banyaknya burung, kepiting, udang, dan ikan yang dapat di tangkap oleh nelayan sekitar teluk. Kondisi ini menunjukan siklus rantai makanan di kawasan tersebut mulai terbentuk kembali.
Tidak heran pada 23 Pebruari 2015 yang lalu seekor Buaya Muara jantan (Crocodillus porosus) tertangkap oleh jaring nelayan yang sedang mencari udang. Buaya sepanjang 2 meter tersebut berupaya mengejar udang di wilayah Dusun Kaliwatu, Desa Kedungasri, Tegaldlimo-Banyuwangi. Namun naas saat mengejar kawanan udang, buaya tersebut terperangkap jaring nelayan. Kondisinya semakin terlilit saat berupaya melepaskan diri dari jaring tersebut.
Berkat penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat sekitar teluk, buaya tersebut tidak dilukai atau dibunuh, tetapi ditangkap kemudian dilaporkan kepada kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) V Banyuwangi. Selanjutnya petugas SKW V Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Kepala Seksi menuju ke lokasi penangkapan buaya untuk melakukan evakuasi.
Berkat bantuan masyarakat dan petugas Taman Nasional Alas Purwo pelaksanaan evakuasi buaya di teluk Pangpang dapat berjalan lancar. Untuk sementara waktu buaya muara tersebut dititipkan pada Lembaga Konservasi “Mirah Fantasia” Banywuangi untuk dilakukan pengecekan kondisi satwa. (Adnan Aribowo, Polisi Kehutanan Pertama pada BBKSDA Jatim).