Type to search

Berita

Dikira Aksesoris Ponsel, Ternyata Truk Ini Bawa Ratusan Satwa Liar!

Share

Surabaya, 10 Juli 2025. Senja belum benar-benar turun di Pelabuhan Jamrud Utara, Tanjung Perak. Tapi ketegangan sudah menggantung di udara. Di antara deru mesin kapal dan hiruk pikuk aktivitas bongkar muat, sebuah operasi senyap berlangsung. Tim Intelair Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Jawa Timur mencium aroma tak sedap di balik sebuah truk Fuso hitam berpelat DD 8924 MC, yang tercatat hanya membawa aksesoris ponsel.

Namun ketika bak truk dibuka, bukan aksesori ponsel yang ditemukan, melainkan denyut kehidupan dari ratusan makhluk bersayap dan bersisik. Tercium bau khas kandang darurat. Beberapa burung kecil berkicau panik, sementara kadal besar meringkuk di dalam karung keranjang buah, nyaris tanpa udara.

Dari pemeriksaan lanjutan, terungkap fakta mencengangkan, truk tersebut mengangkut total 438 ekor satwa liar, terdiri dari burung dan reptil yang sebagian besar tidak dilengkapi dokumen resmi. Tim segera bertindak cepat. Sopir beserta barang bukti digiring ke Markas Ditpolairud untuk pendalaman.

Daftar Keanekaragaman Satwa yang sempat Terkurung
Satwa-satwa ini mayoritas berasal dari kawasan Wallacea dan Indonesia Timur, mencerminkan keanekaragaman hayati yang luar biasa, namun juga rentan eksploitasi. Rinciannya meliputi, Biawak Sulawesi (16 ekor), Soa Layar (15 ekor, 1 mati), Burung Kacamata Biasa (299 ekor, 26 mati), Burung Madu Sriganti dan Bakau (45 ekor), Raja Perling dan Jalak Tunggir Merah (65 ekor).

Satwa-satwa tersebut diamankan dalam kondisi hidup dan sebagian mengalami stres akut atau kematian dalam perjalanan.

Antara Medis, Etika, dan Hukum Perlindungan Satwa Liar
Menjelang malam, sekitar pukul 20.45 WIB, satwa-satwa ini diserahkan kepada Tim WRU Balai Besar KSDA Jawa Timur. Bertempat di kandang transit BBKSDA Jatim, dilakukan proses identifikasi, perhitungan, dan pemeriksaan medis awal. Tim terdiri dari gabungan Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan, dokter hewan, dan staf lapangan.

“Kami tidak hanya menyelamatkan satwa, tapi juga menjaga martabat hukum dan ekosistem. Ini tentang menjaga napas terakhir spesies yang nyaris hilang,” ujar Rakhmat Hidayat, Polisi Kehutanan Ahli Madya, yang memimpin tim BBKSDA Jatim.

Sebagai pelabuhan strategis dan gerbang utama Jawa, Tanjung Perak menjadi titik rawan peredaran ilegal TSL (Tumbuhan dan Satwa Liar). BBKSDA Jatim menegaskan pentingnya sinergi lintas sektoral antara Ditpolairud, instansi karantina, dan aparat penegak hukum.

“Kami mengapresiasi sinergi yang solid antara Ditpolairud dan tim BBKSDA Jatim. Ini bukan sekadar operasi penegakan hukum. ini adalah upaya menyelamatkan nyawa, menjaga keseimbangan ekosistem, dan menegaskan bahwa Indonesia serius melindungi keanekaragaman hayatinya,” ujar Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc., Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur secara terpisah. “Kami tidak hanya menyita satwa, tapi menyelamatkan warisan hayati bangsa. Ini peringatan keras bagi para pelaku perdagangan ilegal satwa, kami awasi, kami lawan, dan kami tindak,” tegasnya.

Satwa yang selamat kini tengah menjalani observasi lanjutan dan perawatan medis. Koordinasi dilakukan dengan penyidik Ditpolairud dan instansi karantina untuk proses hukum terhadap pengemudi dan pemilik muatan ilegal.

Balai Besar KSDA Jawa Timur juga menegaskan pentingnya penguatan pengawasan di titik-titik strategis seperti pelabuhan dan bandara, yang kerap menjadi jalur rawan penyelundupan satwa.

Malam itu di kandang transit BBKSDA Jatim, suara kicau burung kembali terdengar pelan. Beberapa masih lemas, sebagian mulai bergerak. Mereka mungkin tak tahu bahwa hidupnya sempat diperjualbelikan dalam diam. Tapi bagi tim konservasi, suara itu adalah harapan, bahwa satu langkah kecil bisa menyelamatkan satu nyawa, dan satu nyawa bisa menyelamatkan satu ekosistem. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like