Type to search

Berita

Di Balik Kabut, Anggrek Liar dan Kijang Menjaga Kesunyian Gunung Sigogor

Share

Di balik lapisan kabut tipis yang menggantung di hutan pegunungan, Gunung Sigogor menyimpan sebuah dunia yang tak banyak diketahui manusia. Di sinilah, pada ketinggian lebih dari seribu empat ratus meter di atas permukaan laut, waktu berjalan lambat, dan kehidupan liar berbisik di antara batang-batang pohon tua.

2-5 Juni 2025, para penjaga rimba dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 – Seksi Konservasi Wilayah II menapaki jalan sunyi menuju jantung Cagar Alam Gunung Sigogor dalam misi SMART Patrol selama empat hari. Bukan sekadar patroli biasa, ini adalah perjalanan ke dalam nadi kehidupan liar yang terus berdetak diam-diam di Blok Cengger, pada Grid 6, 13, dan 14.

Langkah-langkah kaki mereka menyibak dedaunan basah dan jalur setapak yang nyaris dilupakan. Di sepanjang perjalanan, mereka menjumpai jejak-jejak flora purba, Riwono (Smilax zeilanica) yang merambat sunyi, Rotan (Calamus sp) yang menjulur tajam namun anggun, dan Nyampuh (Pygeum parviflorum) yang tegak menjaga tebing. Daftar itu tak berhenti, pohon Pasang, Cemara Gunung, dan Kemaduh berdiri seperti penjaga tua kawasan, menyimpan suara angin dan waktu.

Namun yang paling memukau adalah kehadiran anggrek liar. Mereka tak berteriak, tak menampakkan diri dengan gegap gempita.

Mereka hanya tumbuh, dalam diam, di batang tua yang berlumut, menyerap kabut dan kelembaban pagi. Bulbophyllum, Vanda, Dendrobium, Pholidota, Eria, Polystachya, dan Oberonia adalah nama-nama indah yang hidup sebagai epifit, membentuk lukisan hidup yang tak mungkin dibuat ulang oleh tangan manusia.

Di antara hening dan sejuknya hutan, para petugas juga menjumpai Kijang (Muntiacus muntjak) yang lari menyibak semak, Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) yang melompat lincah di antara tajuk pohon, dan Takur Tohtor (Psilopogon armillaris) yang melantunkan lagu pagi. Tak ketinggalan, jamur dari marga Ganoderma dan Russula mewakili dunia mikro yang juga hidup menepi namun penting.

Dua pal batas kawasan (Pal 60 dan 61) ditemukan dalam kondisi utuh dan tidak ada tanda-tanda gangguan. Tak satu pun jejak perambahan atau pelanggaran hukum ditemukan. Sigogor, untuk saat ini, masih aman. Tapi hutan tidak pernah benar-benar tidur. Ia hanya menanti, siapa yang datang, penjaga atau perusak.

Patroli ini bukan sekadar kewajiban. Ia adalah bentuk kesetiaan manusia kepada alam yang tak pernah meminta lebih selain dihormati. Di Gunung Sigogor, kehidupan tumbuh perlahan dan para penjaga rimba berjalan dalam hening, memastikan semuanya tetap seperti itu.

Smart Patrol tidak hanya mendata spesies, ia membaca nafas hutan. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like