Type to search

Berita

Bojonegoro Menuju Panggung Dunia, Geopark Petroleum Pertama Indonesia Diuji UNESCO

Share

Dari perut bumi yang menyimpan sejarah minyak bumi tua, hingga hutan jati, rusa timor, dan kearifan budaya Samin, Bojonegoro kini menapaki jalan menuju pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark. BBKSDA Jawa Timur menjadi garda terdepan memastikan kekayaan hayati tetap terjaga di tengah geliat geopark bertaraf internasional.

Gaung komitmen konservasi menggema dari ruang rapat Bappeda Bojonegoro, 12–13 November 2025, ketika para pakar geologi, peneliti, kementerian, hingga assesor UNESCO berkumpul untuk membahas kelengkapan dossier dan kesiapan lapangan Geopark Bojonegoro menuju predikat Aspiring UNESCO Global Geopark (UGGp). Di tengah ambisi besar ini, Balai Besar KSDA Jawa Timur menegaskan peran penting kekayaan hayati, mulai dari penangkaran rusa timor di KPH Parengan, bentang hutan jati, hingga situs-situs biosfer, sebagai fondasi utama keberlanjutan geopark yang bertaraf internasional.

Rapat koordinasi yang dipimpin Asisten Bupati Bidang Perekonomian itu menghadirkan jajaran kementerian meliputi Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, organisasi perangkat daerah Bojonegoro, tim Geopark Bojonegoro, hingga assesor UNESCO.

Kepala Bappeda Bojonegoro memaparkan perjalanan panjang Geopark Bojonegoro sejak 2017. Dengan cakupan administrasi yang melingkupi seluruh wilayah kabupaten, Bojonegoro menjadi satu-satunya geopark di Indonesia yang mengangkat tema petroleum dan gas. Saat ini, daerah ini memiliki 16 geosite, 3 biosite, dan 8 cultural site, dari Wonocolo hingga Kayangan Api, dari penangkaran rusa Malo hingga kehidupan masyarakat adat Samin.

Momentum penting hadir ketika Geopark Nasional Bojonegoro ditetapkan sebagai 2 besar Aspiring UNESCO Global Geopark 2025, sesuai surat Kementerian PPN/Bappenas. Status ini membuka jalan bagi penilaian tingkat internasional dengan standar yang semakin ketat.

BBKSDA Jawa Timur melalui Bidang KSDA Wilayah I dan Seksi KSDA Wilayah II Bojonegoro menekankan pentingnya perlindungan keanekaragaman hayati sebagai elemen inti geopark. Biosite penangkaran rusa timor di KPH Parengan menjadi salah satu indikator keberlanjutan yang kini mendapat sorotan UNESCO.

Assesor UNESCO, Prof. Dr. Ir. Mega FR, M.Sc., menekankan perlunya tata kelola yang berkelanjutan, aksesibilitas yang baik, dukungan finansial, jejaring kolaboratif, serta bukti dukung yang terstruktur. Sementara Bappenas menegaskan bahwa menuju geopark global membutuhkan kesiapan data, presentasi, serta verifikasi lapangan yang cermat.

Seluruh pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, menyatakan komitmen penuh untuk membawa Geopark Bojonegoro ke level dunia. Dengan sinergi konservasi, geologi, dan budaya, kawasan ini diharapkan menjadi contoh bagaimana kekayaan alam dan manusia dapat berjalan seirama menuju keberlanjutan. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like