BNPB Alokasikan 40 Milyar Untuk Hujan Buatan Atasi Karhutla
Share
Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini semakin meningkat, hal ini ditambah adanya pengaruh El Nino moderat yang akan menyebabkan kondisi cuaca lebih kering dan musim kemarau lebih panjang hingga November 2015.
Karhutla akan mudah terjadi di Sumatera dan Kalimantan jika tidak diantisipasi dengan baik. Bencana asap dapat berulang kembali dan menimbulkan dampak yang besar.
Kerugian ekonomi karhutla di Riau pada Bulan Februari-April 2014 sekitar Rp 20 trilyun, 2.398 hektar cagar biosfer terbakar, 21.914 hektar lahan terbakar, 58.000 orang menderita ISPA, dan sekolah diliburkan.
Presiden Jokowi sendiri telah mengintruksikan pada Januari 2015 bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK) sebagai penanggung jawab mengendalikan karhutla. Posisi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya mendukung KLHK mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah. Gubernur dan Bupati/Walikota menjadi penanggung jawab di daerahnya masing-masing.
Salah satu upaya mengatasi karhutla adalah dengan modifikasi cuaca atau hujan buatan. BNPB bersama BPPT, KLHK dan TNI AU terus melaksanakan hujan buatan di Riau dan Sumatera Selatan. Di Riau hujan buatan dilakukan sejak 22 Juni 2015 hingga sekarang dengan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI AU. Sebanyak 36,5 ton garam (NaCl) telah ditaburkan ke dalam awan dari pesawat sebanyak 21 kali penerbangan.
Di Sumatera Selatan, hujan buatan dilakukan sejak 9 Juli 2015 dengan menggunakan pesawat Casa 212-200 Pelita Air Service, sebanyak 5 ton garam telah ditaburkan.
Untuk hujan buatan selama 90 hari di Sumatera dan Kalimantan, BNPB mengalokasikan Rp 40 milyar. Biaya ini sebagian besar utk operasional pesawat terbang.
Agus Irwanto
Sumber: twitter BNPB