Type to search

Berita

BBKSDA Jatim perkuat Kemitraan Jelang Revalidasi Unesco Global Geopark 2026

Share

Di ruang pertemuan LP2M Universitas Jember terasa seperti perhentian penting dalam perjalanan panjang menjaga wajah bumi yang rapuh. Di dalam ruang tersebut para pemangku kepentingan duduk melingkar, menyimak satu isu yang mengikat kepentingan banyak pihak, masa depan Geopark Ijen menjelang revalidasi Unesco Global Geopark tahun 2026.

Balai Besar KSDA Jawa Timur, di wakili oleh Wiwin Sepiastini, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Madya, turut hadir memenuhi undangan Kepala Bakorwil V Jember (6/11/2025). Pertemuan yang digelar secara hybrid ini mempertemukan jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Bappeda Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, pengelola Ijen Geopark dari dua kabupaten, LP2M Universitas Jember, serta lembaga-lembaga yang memiliki peran strategis dalam konservasi dan pendidikan. Di tengah beragam perspektif itu, semua sepakat bahwa Ijen bukan sekadar lanskap vulkanik, melainkan ruang hidup yang memuat jutaan tahun cerita bumi, rumah bagi spesies endemik, serta laboratorium alam yang harus dijaga agar tetap otentik.

Dalam diskusi yang berjalan hampir tanpa jeda, disepakati bahwa penyusunan roadmap menjadi langkah mendasar. Peta jalan ini akan dirumuskan oleh tim kecil yang dipimpin para peneliti Universitas Jember di bawah koordinasi Prof. Hari. Mereka akan menata ulang arah pengembangan geopark, menyelaraskan penelitian, edukasi, tata kelola kawasan, dan pemberdayaan masyarakat. Semua untuk memastikan bahwa Ijen dapat mempertahankan statusnya di hadapan lembaga global yang ketat dalam menilai integritas sebuah geopark.

Pembahasan bergerak, menuju identitas publik Ijen. Maskot Si Geo, burung endemik yang lahir dari karakter lanskap dan sejarah geologi kawasan, dipandang sebagai pintu yang dapat membuka kesadaran lebih luas tentang nilai pendidikan geopark. Namun para peserta menyadari bahwa maskot saja tidak cukup, ia memerlukan ruang tampil, kampanye kreatif, dan program literasi yang menjangkau masyarakat luas.

Di tengah dinamika itu, muncul dorongan agar edukasi geopark tidak berhenti pada sekolah-sekolah di sekitar kawasan. Ijen harus menjadi ruang belajar yang inklusif, membuka kesempatan bagi generasi muda dari berbagai daerah melalui kegiatan seperti summer camp, eksplorasi ilmiah, dan program literasi lingkungan yang berkelanjutan. Kesadaran publik dipandang sebagai fondasi yang sama pentingnya dengan konservasi fisik kawasan.

Bakorwil V Jember kemudian mengajak para peserta membahas rencana kegiatan sarasehan bagi pelajar SMA di Banyuwangi dan Bondowoso. Acara yang akan digelar pertengahan November 2025 di TWA Kawah Ijen ini diharapkan menjadi titik awal lahirnya penulis-penulis muda yang mampu mengartikulasikan nilai geopark melalui artikel ilmiah populer.

BBKSDA Jawa Timur dan Universitas Jember diminta menjadi narasumber, menjembatani ilmu konservasi dengan pengalaman lapangan. Karya terbaik para pelajar nantinya akan dimuat dalam ensiklopedia, menjadikan suara generasi muda sebagai

Pertemuan di LP2M UNEJ itu pada akhirnya menjadi lebih dari sekadar rapat koordinasi. Ia menyerupai ruang perenungan bersama tentang betapa berharganya lanskap vulkanik Ijen, tentang bagaimana edukasi, konservasi, dan kemitraan dapat saling menguatkan. Bagi BBKSDA Jawa Timur, komitmen tetap sama, yaitu memastikan bahwa seluruh proses pengembangan geopark berjalan dalam koridor perlindungan kawasan, keselamatan pengunjung, etika penelitian, dan penghormatan pada kearifan lokal.

Ijen akan kembali dinilai dunia. Namun sebelum itu, kita menilai diri sendiri: apakah telah cukup merawat, memahami, dan menyampaikan nilai-nilainya kepada generasi masa depan. Dalam sunyi selepas pertemuan, terasa seperti ada bisikan dari dinding kawah yang jauh di sana, seakan mengingatkan bahwa tugas menjaga bumi bukan hanya urusan lembaga, melainkan kewajiban bersama. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur

Tags:

You Might also Like