SMART Patrol Saobi Dan Harapan Yang Tumbuh Di Masakambing

Share

Di selatan angin Madura, di tengah laut biru yang mengurung pulau-pulau kecil, langkah-langkah para penjaga rimba terdengar lirih menapaki tanah kering. Mereka adalah tim SMART Patrol dari Seksi KSDA Wilayah IV Pamekasan, bersama MMP Madura Kepulauan, yang selama hampir dua pekan (8–19 Oktober 2025) menelusuri setiap jengkal Cagar Alam Pulau Saobi, Kabupaten Sumenep.

Mereka membawa tekad, bukan senjata, peta, bukan panji. Dalam rindangnya hutan tropis kering yang hanya sesekali dipecah suara burung dan gesekan dedaunan, tim ini memastikan satu hal, bahwa kehidupan di Saobi masih terus berdetak.

Menembus Medan, Membaca Jejak Alam
Dengan langkah hati-hati dan panduan Avenza Maps serta aplikasi SMART Mobile, tim menelusuri 35 grid area dengan luas sekitar 32 Ha, sebagian di antaranya berupa tebing dan tepi laut yang sulit dilalui. Beberapa grid seperti 274, 396, dan 481 nyaris tak bisa ditembus. Tebing curam dan ombak besar menjadi batas alami yang menantang.

Namun mereka tak berhenti. Di setiap rintisan jalan yang dibuat mengikuti kontur, ratusan pohon diberi tanda, 370 pohon tepatnya. Pohon-pohon yang dominan, bernilai ekologis tinggi, dan rawan pencurian kini punya identitas. Setiap label adalah pernyataan bahwa mereka dijaga.

Jejak Rusa dan Suara dari Kanopi
Patroli kali ini juga membawa cerita kehidupan liar. Tercatat 8 tanda kehadiran satwa berupa jejak, kotoran, sarang, dan suara burung, serta perjumpaan langsung dengan 3 ekor rusa yang melintas cepat di antara pepohonan, terlalu cepat untuk sempat diabadikan. Rasa letih hilang seketika saat melihat rusa melompat di antara semak. Itu bukti bahwa Saobi masih punya nyawa.

Sepanjang patroli, tidak ditemukan aktivitas ilegal. Tak ada jejak perambahan, tak ada tanda perburuan. Sebuah tanda positif bahwa kesadaran masyarakat sekitar terus tumbuh. Tim pun melakukan sosialisasi langsung kepada warga pesisir yang kadang melintas di sekitar kawasan, mengajak mereka ikut menjaga pulau kecil ini.

Patroli malam juga digelar. Dalam sunyi yang hanya diterangi cahaya senter, para petugas menelusuri hutan. Hasilnya tetap sama, nihil pelanggaran, penuh harapan.

Harapan dari Pulau Masakambing, Kakatua Kecil Jambul Kuning
Sementara di Pulau Masakambing, jauh terbentang dari Saobi, kabar baik datang. Hasil pemantauan SMART Patrol dan tim pengamat satwa hingga 19 Oktober 2025 mencatat 4 sarang aktif Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea abbotti) di daratan, serta 2 sarang di mangrove tumbang. Sebuah tanda bahwa konservasi dan upaya masyarakat menjaga habitat endemik itu membuahkan hasil nyata.

Burung dengan jambul kuning yang megah itu kini menjadi simbol harapan, bahwa di pulau-pulau kecil seperti Masakambing, kehidupan masih punya kesempatan kedua.

SMART Patrol bukan sekadar patroli lapangan. Ia adalah komitmen konservasi berbasis sains dan empati, menyatukan langkah petugas, masyarakat, dan alam dalam satu irama, menjaga kehidupan. Data yang dikumpulkan menjadi fondasi bagi pengelolaan kawasan berbasis bukti (evidence-based conservation), memastikan bahwa setiap keputusan lahir dari pemahaman mendalam atas alam yang dijaga.

Di tengah luasnya laut dan kecilnya pulau-pulau Madura, langkah para penjaga Saobi membuktikan satu hal, bahwa konservasi bukan hanya pekerjaan, tapi panggilan jiwa. (dna)

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik – Balai Besar KSDA Jawa Timur