Ponorogo, 17 September 2018. Hari kelima Summer Camp, saya pergi ke Camp ll tempat Kelompok 4 dan 5 di Tlasih Growong, dan Camp lll di Watu Blandar. Camp lll ini tempat menginapnya Kelompok 6 dan 7, dan menjadi Camp terjauh dan cukup sulit dijangkau.
Camp lll berada di sebelah Barat Daya Cagar Alam (CA) Gunung Sigogor, atau Camp paling selatan dibanding camp yang lain. Dan untuk mencapai camp ini, saya harus menembus hutan produksi, hutan lindung dan beberapa aliran sungai.
Di Sigogor sendiri setidaknya ada 5 sumber air yang mengalir dari kawasan ke sungai Toyomerto. Ini berdasarkan identifikasi dan inventarisasi potensi jasa lingkungan di cagar alam tahun 2011. Inilah fungsi hidrologis Sigogor sebagai daerah tangkapan air bagi desa-desa di sekitarnya.
Menurut Endry Wijaya, Penyuluh Kehutanan Bidang KSDA Wilayah l, aliran Sungai Toyomerto mengalir ke arah Kabupaten Madiun.
“Aliran sungai tersebut ditampung oleh 2 PLTA, Gligi dan Giringan,” ujar wanita berhijab ini.
Berbicara sungai, CA. Sigogor cukup banyak memiliki aliran sungai. Dan sebab itu, seluruh camp terletak di sekitar aliran sungai. Selain mempermudah akses kebutuhan air bagi peserta, juga menjadi tempat bagi tim herpetofauna beraksi.
Biasanya, kegiatan dilaksanakan saat malam hari tiba. Setiap camp terdapat 3-4 orang yang berspesifikasi di bidang herpetofauna. Hingga kini, Katak bertanduk menjadi temuan yang favorit di sepanjang aliran sungai. (Agus Irwanto)