Di bawah naungan langit yang cerah, suara alam menggema lembut di balik pepohonan kawasan Cagar Alam (CA) Janggangan II, Desa Pakel, Kecamatan Licin. Pada Jumat, 11 April 2025, tim gabungan dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) 13 dan Seksi Konservasi Wilayah (SKW) V melangkah menyusuri belantara ini dalam sebuah patroli pengamanan kawasan yang sarat akan makna.
Mengandalkan sepeda motor untuk menjangkau batas-batas terluar hutan, kemudian beralih ke langkah kaki untuk menelusuri jalur-jalur rimba sepanjang 2,5 kilometer, para petugas menyatu dengan lanskap yang hidup. Mereka bergerak tenang, mata tajam mengamati setiap tanda, telinga menangkap suara alam yang mungkin bagi orang biasa hanya seperti bisikan angin, namun bagi mereka adalah petunjuk kehidupan.
Bukan sekedar rutinitas, patroli kali ini menjadi penjelajahan sunyi yang membuka jendela kekayaan hayati yang masih terjaga. Dalam lebatnya hutan, para petugas menjumpai berbagai jenis flora khas Jawa Timur, seperti Bambu Kuning yang bergoyang ringan ditiup angin, Salasihan yang berdiri kokoh, Randu dengan batang menjulang, Mahoni daun kecil yang rindang, serta Sengon Tengkek yang menghiasi lereng.
Namun, bukan hanya tumbuhan yang memberi tanda kehidupan. Dari balik semak, dari celah-celah pohon, dunia fauna pun menyapa. Burung Cekakak Jawa mengeluarkan pekikan khasnya, kacamata beterbangan di antara dahan, tupai melesat lincah, dan burung terucuk bersiul menambah irama alami yang sulit tergantikan.
Yang lebih melegakan, selama patroli tidak ditemukan satupun aktivitas yang melanggar hukum atau merusak integritas kawasan. Hutan tetap dalam kondisi aman dan lestari.
Cagar Alam Janggangan II bukan sekadar hamparan hijau, ia adalah rumah bagi kehidupan yang tak tergantikan. Kehadiran tim patroli seperti denyut nadi yang menjaga ritme kehidupan liar tetap harmonis. Di sinilah manusia dan alam berdiri berdampingan, dalam misi konservasi yang tak pernah usai. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember