Self Assesment – METT di Pulau Bawean

Share

METT atau Management Effectiveness Tracking Tool, merupakan metode untuk menilai kawasan konservasi pada level site/lokal/lapangan, sehingga memungkinkan petugas lapangan dari suatu kawasan konservasi dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada METT. Hal ini disebabkan METT mudah untuk diaplikasikan dan dijawab oleh para pengelola kawasan, tanpa perlu melakukan tambahan penelitian khusus.

Tujuan dari pelaksanaan penilaian mandiri METT ini untuk membantu pemantauan kemajuan dalam pencapaian target pengelolaan efektif kawasan lindung/konservasi. Hal ini dikarenakan METT memiliki kelebihan-kelebihan, seperti :

  1. Relatif mudah dan dapat diselesaikan dengan cepat
  2. Dapat memberikan “nilai” jika diperlukan
  3. Mudah dimengerti oleh orang-orang yang bukan pakar
  4. Memberikan data yang konsisten untuk pemantauan kemajuan dalam jangka waktu yang panjang

Untuk itu pada tanggal 3 Mei 2016, Balai Besar KSDA Jawa Timur melakukan penilaain METT terhadap Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Bawean. Kegiatan tersebut diikuti oleh Tim METT dari BBKSDA Jatim, staf Bidang KSDA Wilayah I Gresik, staf Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Surabaya, dan petugas lapangan dari Resort Konservasi Wilayah (RKW) Pulau Bawean. Selain itu hadir perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Gresik, Bappeda Kab. Gresik, dan BLHD Kab. Gresik.

Dalam kegiatan yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang, Ir. Indri Faulina, diawali dengan pemaparan presentasi mengenai METT itu sendiri oleh Dhany Triadi, S.Hut. Selanjutnya dilakukan penilaian mandiri METT, dengan mengisi lembar pertanyaan METT secara bersama-sama.

Lembar pertanyaan pada METT terdiri atas 2 bagian, bagian 1 terdiri dari 2 data yaitu Lembar Data 1 berisi detil penilaian dan informasi dasar tentang kawasan seperti nama, luas, dan lokasi kawasan, dan pertanyaan melihat tingkat ancaman terhadap kawasan. Sedangkan lembar data 2 merupakan daftar jenis-jenis ancaman yang dihadapi oleh kawasan. Konservasi yang dinilai.

Sedangkan pada bagian 2 terdiri dari 33 pertanyaan yang menggambarkan 6 elemen pengelolaan, seperti konteks, perencanaan dan desain kawasan, input, proses, output, dan outcome.

Jawaban dari masing-masing pertanyaan dan pemberian nilai dari setiap penilaian dilakukan secara bersama-sama, dengan mengambil keputusan besarnya penilaian sesuai kesepakatan dari peserta penilaian mandiri METT ini. Hasil yang di dapat dari penilain METT ini diharapkan menjadi acuan perbaikan pengelolaan CA dan SM Pulau Bawean ke depan, sehingga hasil yang didapatkan pada tahun berikutnya akan semakin meningkat. (Agus Irwanto)