Sambang Usaha Kelompok Konservasi Sejahtera, Ini Yang Mereka Lakukan Selama 2 Tahun

Share

Pagi itu sedikit berkabut saat kami mulai beranjak menuju pelosok sebuah desa di tepi Cagar Alam Gunung Abang. Ya, sebuah desa yang bernama Kedungpengaron, desa yang kering yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Di desa inilah kelompok binaan Balai Besar KSDA Jawa Timur bernama Kelompok Konservasi Sejahtera yang memulai usaha budidaya ayam petelur sejak tahun 2023.

Pada tahun pertama, kelompok ini hanya mampu menjual 1 produk saja, yakni telur ayam. Namun, di tahun kedua ini mereka telah menjual 2 produk, telur ayam dan kotoran ayam. Nilai transaksi ekonomi (NTE) rata-rata pada tahun kedua kelompok ini sebesar Rp. 8.000.000,-/bulan.

NTE tahun kedua ini meningkat 25% dibandingkan tahun pertama yang hanya dikisaran Rp. 6.500.000,-/bulan. Hal ini tidak lepas dari upaya kelompok telah mengadaptasikan ayam petelurnya dengan pakan yang mereka racik sendiri.

Usaha ekonomi kelompok ini tentunya tidak berjalan mulus, banyak hambatan yang harus mereka hadapi. Diantaranya stress pada ayam petelur karena fluktuasi suhu yang cukup signifikan di wilayah Desa Kedungpengaron. Lalu, adanya hama seperti ular dan biawak yang memakan indukan ayam petelur, melejitnya harga bahan baku pakan, dan indukan ayam menuju usia afkir setelah 2 tahun.

Hambatan-hambatan diatas tentu berdampak pada penurunan produksi telur ayam sebesar 36% sejak pertengahan April 2025. Jika pada hari biasanya produksi mampu mencapai 11 kg/hari, tapi mulai pertengahan April 2025 hingga kini merosot ke angka 7 kg/hari.

Kelompok tak mau begitu saja menyerah, mereka berupaya untuk melakukan sanitasi lingkungan agar gangguan hama berkurang. Serta, berencana untuk mengganti indukan ayam afkir dengan induk yang baru agar produksi telur dapat kembali meningkat.

Selain menerapkan aktivitas kelola usaha ekonomi, Kelompok Konservasi Sejahtera – Desa Kedungpengaron juga turut serta dalam aktivitas kelola kawasan konservasi. Mereka aktif berpartisipasi dalam eradikasi Cagar Alam Gunung Abang dan penilaian efektivitas pengelolaan Cagar Alam. (ak)

Sumber : Veve Ivana Pramesti, Penyuluh Kehutanan Seksi KSDA Wilayah VI Probolinggo